Bantul maksimalkan penanganan sampah di pasar tradisional

id Kepala DLH,sampah

Bantul maksimalkan penanganan sampah di pasar tradisional

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul Ari Budi Nugrogo (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta segera  memaksimalkan penanganan sampah di pasar-pasar tradisional daerah setempat sebagai upaya mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah terpadu Piyungan.

"Sampah itu ada di mana-mana salah satunya di pasar, kita akan mencoba melakukan terobosan sehingga nanti permasalahan sampah yang ada di pasar itu bisa tertangani," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul Ari Budi Nugroho di Bantul, Selasa.

Hal itu dikatakannya usai melakukan rapat koordinasi Tindaklanjut Rencana Kerja Sama Pengolahan Sampah bersama Wakil Bupati Bantul. Dalam penanganan sampah di pasar itu, pemkab bekerja sama dengan sebuah lembaga pengelola sampah di Bantul.

Dia mengatakan, apabila sampah tersebut bisa tertangani di pasar setempat, maka sampah tidak sampai terbawa ke TPST Piyungan sebagai tempat pembuangan akhir dari Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul, sebab dapat diolah di tempat sumber sampah tersebut.

"Jadi sampah di pasar itu diproses, kalau sampah organik menjadi kompos dan sebagainya, intinya kita akan coba mengoptimalkan itu dengan melakukan terobosan dengan menjajaki kerja sama saling menguntungkan," katanya.

Apalagi, kata dia, potensi sampah yang dihasikan di setiap pasar tradisional cukup besar, misalnya di Pasar Bantul yang disebutnya terdapat seribuan pedagang produksi sampah mencapai sebanyak tiga sampai empat truk sampah setiap hari.

"Kalau dianalogikan satu truk rata-rata tiga ton, jika empat truk berarti lebih dari 10 ton per hari. Itu untuk satu pasar besar misalnya Pasar Bantul, Imogiri, Niten, Pijenan, tapi yang paling besar Imogiri sama Bantul," katanya.

Ari Budi mengatakan, di pasar tersebut sudah ada fasilitas dan bangunan pengolahan sampah, termasuk peralatan, akan tetapi sampai dengan saat ini meski sudah dilakukan prosesnya namun belum maksimal, sehingga perlu ada terobosan dan kerja sama.

"Agar maksimal kita perlu melakukan kajian lagi kira-kira nanti kerja sama seperti apa yang bisa kita lakukan, sehingga nanti pengurangan sampah ke TPST Piyungan semakin besar, dan kalau jadi kompos tidak perlu dibuang dan bisa digunakan untuk pupuk dan sebagainya," katanya.
Baca juga: Taman Pintar Yogyakarta kini dilengkapi Zona Pengolahan Sampah Mandiri