Bantul (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan pemilihan Dimas Diajeng Bantul guna memilih generasi muda dan mudi yang mampu merepresentasikan dan melakukan promosi pada sektor pariwisata daerah ini.
"Pemilihan Dimas Diajeng Bantul dilaksanakan guna memilih generasi muda pilihan yang nantinya mampu mewujudkan dan menjadi representasi pemuda - pemudi Bantul dengan memiliki kemampuan Cendekia, Beretika, Berbudaya," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Sabtu.
Menurut dia, seleksi semifinal Dimas Diajeng Bantul 2019 di Pendopo Parasamya yang diikuti 50 semifinalis pada 5 Mei 2019 menghasilkan 30 finalis terdiri 15 dimas dan 15 diajeng untuk semakin memantapkan langkahnya menuju Grand Final Dimas Diajeng Bantul 2019 pada 14 Juli.
Dia mengatakan, setelah melalui beberapa rangkaian kegiatan pemilihan, seluruh finalis Dimas Diajeng Bantul akan melaksanakan kegiatan karantina untuk membentuk kepribadian masing-masing finalis yang sesuai dengan Tagline Dimas Diajeng Bantul "Cendekia, Beretika, Berbudaya".
"Selain itu kegiatan ini (karantina) diharapkan dapat menjadi penilaian pengetahuan peserta khususnya dalam bidang pariwisata, budaya, dan kemampuan yang dimiliki masing-masing finalis," katanya.
Dia mengatakan, melalui kegiatan karantina ini diharapkan seluruh finalis dapat membangun rasa peduli dan empati antarpeserta Pemilihan Dimas Diajeng Bantul 2019. Hal ini juga sesuai dengan tema Pemilihan Dimas Diajeng Bantul 2019, yaitu "Sengkut Gumregut Nyawiji Marang Nagari".
"Selanjutnya hasil dalam karantina ini sudah terlihat kans yang masuk lima besar Dimas Diajeng 2019. Disamping itu, selama proses menuju Grand Final, para finalis diberikan challenge berupa field program, yakni pembuatan sebuah program atau event sebagai sarana promosi wisata yang dilaksanakan secara berkelompok," katanya.
Dia mengatakan, finalis dalam hal ini dibagi menjadi tiga kelompok untuk tiga event yakni, Gebyar Srimartani di Taman Bronjong Srimartani Piyungan yang juga sekaligus sebagai 'Soft Launching' dan pementasan perdana tari khas Desa Srimartani yang akan menjadi atraksi artistik wisata baru di Desa Srimartani.
"Tarian ini menggambarkan etos kerja sama dan gotong royong masyarakat desa sebagai petani," katanya.
Kemudian, untuk event Tour D'londo 2019 di Desa Wisata Lopati dan Desa Bendo, istilah D'londo merupakan akronim dari Tour di Lopati dan Bendo. Tour ini akan mengunjungi beberapa usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Desa Wisata Lopati dan Bendo.
"Selanjutnya Dalang Krebet di Sanggar Peni Krebet Sendangsari Pajangan. Istilah Dalang Krebet sebagai sebuah akronim dari 'Ngundang Piwulang Wonten Ing Krebet', berupa sosialisasi penanganan limbah batik kayu dan pengolahan sampah plastik serta lomba membatik topeng kayu," katanya.
Berita Lainnya
Gunung Kidul gunakan Dimas Diajeng promosikan wisata
Rabu, 6 Maret 2024 9:08 Wib
Syahrindra dan Anja terpilih menjadi Dimas-Diajeng Sleman 2023
Senin, 15 Mei 2023 11:41 Wib
Dinas Pariwisata Bantul optimalkan pariwisata melalui ajang Dimas Diajeng 2023
Minggu, 19 Februari 2023 17:21 Wib
Dimas Diajeng Sleman 2021 diharapkan menjadi ikon pemulihan pariwisata
Senin, 12 April 2021 11:21 Wib
30 finalis Dimas-Diajeng Cilik Sleman jalani karantina
Senin, 25 Maret 2019 11:51 Wib
30 peserta finalis pemilihan dimas-diajeng Sleman
Jumat, 23 Februari 2018 20:50 Wib
Bantul libatkan dimas diajeng promosikan potensi wisata
Senin, 5 Juni 2017 18:42 Wib
IDDS : pemilihan Dimas-Diajeng Cilik tidak eksploitasi anak
Kamis, 4 Mei 2017 21:24 Wib