Sleman (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta meresmikan Klinik Rehabilitasi Napza "Sembada Bersinar" yang berlokasi di Sucen, Triharjo, Sleman, Kamis.
Peresmian ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Bupati Sleman Sri Purnomo dan pengguntingan pita oleh Kepala BNNP DIY Brigjen Pol Triwarno Atmojo.
Kepala BNNK Sleman AKBP Siti Alfiah mengatakan bahwa pendirian Klinik Pratama di BNNK Sleman merupakan langkah ke depan dalam upaya pengurangan angka pengguna narkoba di wilayah Kabupaten Sleman.
"Klinik ini merupakan klinik institusi pemerintah yang dikelola oleh BNN Kabupaten Sleman dan didirikan khusus untuk para penyalahguna dan pecandu narkoba melalui rehabilitasi medis rawat jalan," katanya.
Menurut dia, beberapa fasilitas pelayanan yang ada di klinik tersebut antara lain yaitu pelayanan asesmen, rawat jalan, pelayanan Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan Narkoba (SKHPN), pelayanan promotif dan pelayanan kuratif.
Selain itu, selama program akan ditangani secara langsung oleh tenaga kesehatan terlatih di bidang adiksi.
"Rehabilitasi di Klinik Pratama Sembada Bersinar adalah program pemerintah sehingga tidak dipungut biaya," katanya.
Bupati Sleman Sri Purnomo berharap dengan keberadaan Klinik Pratama Rehabilitasi Napza "Sembada Bersinar" ini, para korban Napza di Kabupaten Sleman dapat memperoleh pelayanan rehabilitasi secara maksimal, sehingga dapat terlepas dari kecanduan Napza.
"Selain itu keberadaan klinik rehabilitasi Napza akan sangat membantu program Pemkab Sleman untuk mewujudkan masyarakat Sleman yang sehat lahir dan batin," katanya.
Sri Purnomo mengatakan, bahwa pada 2018 berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sleman Kasus Tindak Pidana Narkotika yang terjadi di Sleman sebanyak 19 kasus dengan jumlah tersangka 30 orang.
Adapun jumlah penyalahguna narkoba pada 2018 sebanyak 70 orang, yang direhabilitasi di Lembaga Rehabilitasi Pemerintah seperti RSUD Sleman serta Puskesmas sebanyak 46 orang.
Sedangkan yang direhabilitasi di Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat seperti di klinik, rumah sakit swasta maupun Pondok Pesantren sebanyak 24 orang.
"Kondisi tersebut perlu menjadi kewaspadaan bersama karena bisa jadi kasus penyalahgunaan narkotika yang belum terungkap jauh lebih banyak dibandingkan yang sudah terungkap atau sering disebut fenomena gunung es," katanya.
Ia berharap keberadaan Klinik ini dapat membuat para penyalahguna Napza untuk dapat terbebas dari penggunaan Napza serta menjalani kehidupan dengan lebih baik lagi.
"Selain itu setelah selesai menjalani rehabilitasi di klinik ini para mantan pasien tersebut dapat membantu upaya memerangi penyalahgunaan napza yang tiada hentinya digelorakan Pemkab Sleman," katanya.
Berita Lainnya
Presiden mengirim mobil listrik ke SMK terdampak gempa di Sulbar
Selasa, 23 April 2024 12:07 Wib
Rumah warga rusak akibat gempa di Bawean, Jatim, segera diperbaiki
Minggu, 7 April 2024 4:16 Wib
DLHK DIY: Rehabilitasi lahan Merapi untuk meningkatkan kondisi tata air
Rabu, 3 April 2024 19:55 Wib
Gubernur DIY mencanangkan rehabilitasi lahan kawasan Gunung Merapi
Rabu, 3 April 2024 19:54 Wib
Jokowi menyetujui pengadaan kapal roro untuk Sulteng dukung IKN
Rabu, 27 Maret 2024 11:00 Wib
Pemerintah merehabilitasi bangunan SD
Minggu, 17 Maret 2024 17:34 Wib
Klinik Sembada Bersinar merehabilitasi puluhan mahasiswa pecandu narkoba
Minggu, 17 Desember 2023 14:08 Wib
Pemkab Gunungkidul rehabilitasi dan relokasi rumah warga korban bencana
Kamis, 14 Desember 2023 17:50 Wib