Korem 072/Pamungkas yakini peluru di selokan bukan milik satuannya

id 119 peluru,korem 072/pamungkas,peluru aktif,selokan,temuan peluru, peluru di selokan

Korem 072/Pamungkas yakini peluru di selokan bukan milik satuannya

Tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Sat Brimob Polda DIY mengevakuasi peluru temukan warga di dalam saluran drainase (selokan) di tepi Jalan KH Ahmad Dahlan, Kota Yogyakarta, Kamis. (FOTO ANTARA/Luqman Hakim) (.)

Yogyakarta (ANTARA) - Komando Resor Militer (Korem) 072/Pamungkas Yogyakarta meyakini 119 butir peluru aktif berkaliber 9 mm yang ditemukan warga dalam kondisi berserakan di dalam selokan di tepi Jalan KH Ahmad Dahlan, Yogyakarta pada Kamis (17/10) bukan milik kesatuannya.

Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 072/Pamungkas Mayor Mespan saat dihubungi, di Yogyakarta, Jumat malam, mengatakan setelah penemuan peluru itu pihaknya langsung melakukan pengecekan amunisi di beberapa satuan di internal korem dan hasilnya seluruh amunisi tidak ada yang hilang.

"Tidak ada laporan kehilangan. Dicek masih lengkap-lengkap semua," kata Mespan.


Mespan menjelaskan Korem 072/Pamungkas atau TNI AD selama ini memiliki prosedur tetap (protap) dalam penggunaan amunisi. Setiap amunisi atau peluru yang keluar atau digunakan untuk berlatih menembak seluruhnya tercatat.

"Jadi amunisi itu apabila kita latihan menembak itu sudah ada ketentuannya, berapa amunisi yang dikeluarkan selongsongnya harus dikembalikan sesuai dengan amunisi yang dikeluarkan," kata dia lagi.

Sebelumnya, di lokasi penemuan peluru, Kapolsek Ngampilan, Kota Yogyakarta AKP Hendro Wahyono mengatakan bahwa 119 peluru aktif dengan kaliber 9 mm itu diduga untuk senjata berjenis FN. Senjata jenis itu, kata Hendro, bukan senjata yang biasanya digunakan jajaran kepolisian.

"FN itu senjatanya 'saudara' kita. Polisi hanya revolver saja. Cuma yang membuang siapa kita tidak tahu," kata Hendro pada Kamis (17/10).


Menanggapi hal itu, Mespan menegaskan bahwa peluru berkaliber 9 mm bukan hanya digunakan TNI. Bahkan, Perbakin, kata dia, juga menggunakan peluru dengan kaliber itu.

"Kalau 9 mm itu kan bisa di FN, bisa di Sig Sauer, Glock juga bisa, kan banyak jenis. Kaliber 9 mm kan tergantung senjatanya, jenisnya beda-beda," kata dia lagi.

Mespan membenarkan bahwa senjata jenis FN memang digunakan oleh TNI. Namun, menurut dia, hal itu baru dugaan dan perlu pendalaman oleh pihak kepolisian, sehingga tidak perlu berspekulasi.

"Ya, kalau FN itu TNI. Tapi kita sekarang kan sudah banyak menggunakan (pistol, Red) P1 dan P2. Sekarang kita menunggu saja hasil penyidikan dari kepolisian," kata dia pula.

Sebelumnya, Kamis (17/10) Tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Sat Brimob Polda DIY mengevakuasi 119 butir peluru aktif di dalam saluran drainase di tepi Jalan KH Ahmad Dahlan, Kota Yogyakarta. Ratusan peluru itu pertama diketahui oleh seorang pekerja proyek pembuatan saluran drainase saat hendak memulai pekerjaan pada Kamis pukul 09.00 WIB.