BMKG ingatkan waspadai potensi cuaca ekstrem yang sebabkan banjir di DIY

id hujan ekstrem,cuaca ekstrem,BMKG

BMKG ingatkan waspadai potensi cuaca ekstrem yang sebabkan banjir di DIY

Hujan ekstrem. (Foto : Babel.antaranews.com/Aprionis).

Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan waspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai kilat dan petir serta angin kencang dengan durasi yang panjang dan dapat mengakibatkan longsor, banjir dan banjir bandang di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Kondisi cuaca ekstrem tersebut dipicu oleh pertumbuhan awan-awan konvektif (awan cumulonimbus) secara intensif. Kejadian banjir bandang umumnya dipicu oleh hujan dengan intensitas lebat atau hujan berdurasi panjang, yang terjadi di hulu sungai," jelas Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta Reni Kraningtyas dalam rilis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

BMKG memperingatkan agar masyarakat untuk selalu waspada dengan tanda-tanda yang bisa menunjuk akan terjadi banjir bandang. Salah satu pertandanya adalah ketika terlihat awan hitam tebal ke arah hulu sungai, meski cuaca di kawasan hilir cerah atau tidak hujan.

Sebelumnya, BMKG telah memprakirakan bahwa puncak musim hujan dan cuaca ekstrem akan terjadi dari Februari sampai dengan Maret 2020. Mereka memperingatkan masyarakat untuk terus memantau cuaca dan menyesuaikan aktivitas yang ada.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) juga mengatakan puncak musim hujan dapat memungkinkan hujan ekstrem yang terjadi karena dua faktor yaitu curah hujan tinggi dan berlangsung lama.

Matahari, terang Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin sekarang sudah mendekati ke arah Utara tapi masih berada di kawasan belahan Selatan, jadi puncak pembentukan awan masih berada di Selatan sehingga mengakibatkan hujan bisa sering mengguyur.

Menurut dia, masalah yang dihadapi sekarang adalah daya dukung lingkungan yang menurun akan mengakibatkan dengan curah hujan yang tidak terlalu ekstrem pun bisa menimbulkan genangan, apalagi bila terjadi hujan ekstrem.
Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024