Investor dari Yogyakarta akan bangun Taman Safari Panggang

id Taman Safari Panggang,Gunung Kidul

Investor dari Yogyakarta akan bangun Taman Safari Panggang

Pelaku wisata mengibarkan bendera raksasa di Gunung Api Purba Nglanggeran Kabupaten Gunung Kidul, DIY. (Dok Ist) (Dok Ist/)

Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebut investor dari Kota Yogyakarta akan membangun Taman Safari Panggang.

"Saat ini dalam proses mengurus perizinan membangun taman safari di wilayah Kecamatan Panggang," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Gunung Kidul, Irawan Jatmiko Irawan di Gunung Kidul, Rabu.

Ia mengatakan minat investor menanamkan modal ke sektor pariwisata di Gunung Kidul cukup tinggi. Salah satunya, investasi pembangunan Taman Safari Panggang.

Tahapan proses perizinan sudah masuk pada tahap pengajuan rekomendasi tata ruang. Untuk pembebasan lahan tahun ini mulai dilakukan pada lahan sekitar 70 hektare. Lokasi persisnya ada di perbatasan antara Kecamatan Panggang dan Saptosari.

"Tepatnya wilayah Desa Girisuko, Kecamatan Panggang," katanya.

Ia berharap keberadaan TSP nantinya sekaligus untuk mengantisipasi jika tren kunjungan wisata bahari mengalami penurunan. Embrio tiga jenis kera di Panggang bakal menjadi logo TSP. Lalu hewan besar didatangkan dari Afrika untuk melengkapi.

"Termasuk jenis tanaman dan pohon juga akan ditanam di lokasi itu," katanya.

Tahap pertama, luasan 50 hektare digarap sesuai dengan kondisi bentang alam. Tidak banyak berubah kecuali penambahan fasilitas sarana dan prasarana. Mulai dari terminal, pondok, dan yang lain. Dia menargetkan peletakan batu pertama pembangunan TSP dilalukan tahun 2020 ini.

"Lalu mulai beroperasi ditargetkan tahun 2021," ucapnya.

Ditanya mengenai nilai investasi, pihaknya mengaku belum bisa berbicara banyak. Namun Irawan memastikan capai ratusan miliar rupiah. Dari wahana rekreasi keluarga berwawasan lingkungan yang berorientasi pada habitat satwa di alam bebas itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) wisata dapat terdongkrak.

"Ada banyak pendapatan yang bisa masuk ke daerah, salah satunya retribusi," kata dia.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gunung Kidul, Suharno mengharapkan investor segera merealisasikan investasinya di Gunung Kidul. Dengan catatan, melalui jalur yang benar dan menaati prosedur yang ada.

"Jangan membangun fisik terlebih dahulu, kemudian perizinan belakangan. Lalu berteriak, investor masuk ke Gunung Kidul susah mengurus izin," katanya.

Ia juga mengingatkan kepada investor agar memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Paling dekat adalah melibatkan tenaga kerja warga setempat agar perekonomian bisa meningkat.

"Tujuan masuknya investasi itu supaya menggerakkan roda perekonomian daerah dan mengurangi pengangguran," katanya.