Kulon Progo (ANTARA) - Petani kopi di Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai mengemas kopi hasil panen dan menjualnya secara daring, meski permintaan mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19.
Salah satu petani kopi di Samigaluh Windarno di Kulon Progo, Minggu, mengatakan saat ini petani di Kecamatan Samigaluh sedang memasuki masa panen raya kopi jenis robusta dan arabika, namun pandemi ini menyebabkan permintaan turun.
"Kami tetap memanen kopi yang siap petik. Kemudian kami olah dan dikemas dengan bagus, lebih awet," kata Windarno.
Ia mengakui selama pandemi ini, permintaan kopi Suroloyo baik yang sudah diolah maupun masih dalam bentuk biji turun signifikan. Ia juga menjual kopi hasil produksinya secara daring supaya mampu bertahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Windarno biasa menjual kopi biji ke luar area Kulonprogo. Kisaran harga untuk jenis robusta sebesar Rp150.000 ribu per kilogram. Kemudian, kopi jenis arabika mencapai Rp260.000 per kilogram. Dengan harga itu, ia bisa mengantongi minimal Rp10 juta. Namun sekarang nominal itu sulit dicapai.
"Penurunannya cukup tinggi ya, sebelum pandemi biasanya kami bisa menyuplai minimal 50 kilogram kopi Suroloyo baik robusta maupun arabika ke berbagai kedai kopi di DIY dan sekitarnya, sedangkan sekarang bisa 10 kg saja sudah syukur," katanya.
Ia juga mengatakan selain bertani, dirinya juga membuka kedai dengan menu utama "Kopi Suroloyo Kedai" yang berlokasi di kawasan objek wisata Puncak Suroloyo. Pada saat akhir pekan dan musim liburan, kedainya dipadati pengunjung. Dalam sehari ia mampu menjual ratusan cangkir kopi, dengan kisaran harga Rp12.000 ke atas.
Namun saat awal pandemi, kunjungan wisatawan atau pencinta kopi turun drastis. Pada awal Juni ini mulai ramai kembali.
"Sekarang sudah mulai ramai, tapi belum seramai dulu," ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha mendukung langkah petani kopi. Pada masa pandemi ini, penjualan secara daring adalah cara efektif memasarkan produk.
"Dalam kondisi seperti ini petani harus mampu menggunakan IT supaya mereka dapat memasarkan produknya secara daring," katanya.
Berita Lainnya
Petani Kopi Kulon Progo mengharapkan pembangunan infrastruktur Suroloyo
Senin, 22 Februari 2021 22:17 Wib
Kemenparekraf diharapkan bantu pembangunan akses jalan Suroloyo-Nglinggo
Kamis, 19 Desember 2019 19:19 Wib
BPBD: jalan menuju Puncak Suroloyo tertutup longsoran
Minggu, 24 Maret 2019 12:54 Wib
Kulon Progo gelar pesta kembang api di Suroloyo
Rabu, 26 Desember 2018 18:20 Wib
Dinas gandeng pengusaha kopi kembangkan pasar seni
Minggu, 18 Maret 2018 8:02 Wib
Sendang Suroloyo satu Suro
Jumat, 22 September 2017 12:53 Wib
Kopi Suroloyo
Jumat, 15 September 2017 8:05 Wib
Pemkab belum membangun wisata religi Sendangsono-Suroloyo
Rabu, 10 Agustus 2016 22:20 Wib