Kulon Progo gelar pesta kembang api di Suroloyo

id Pergantian tahun,Pesta kembang api

Kulon Progo gelar pesta kembang api di Suroloyo

Seorang warga dengan pakaian adat Jawa merayakan pergantian tahun dengan membunyikan terompet serta pesta kembang api. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/14

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menggelar pesta kembang api dan Jenaka Punokawan pergantian Tahun Baru 2019 yang dipusatkan di objek wisata Puncak Suroloyo.
     
"Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo menyarankan pergantian tahun baru dilaksanakan di Puncak Suroloyo," kata Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Niken Progo Laras di Kulon Progo, Rabu.
     
Ia mengatakan untuk mendukung pergantian tahun baru, pada Senin (31/12) mulai 15.00 WIB ada Pasar Kopi Suroloyo, dan  pentas Gojekan Punokawan, puncaknya pesta kembang api pada 00.00 WIB.
   
"Kami berharap kemerlap kembang api di Suroloyo dapat dilihat seluruh penjuru karena berada di puncak ketinggian Kulon Progo," katanya.
     
Niken mengatakan latar belakang dipilihnya Puncak Suroloyo sebagai lokasi pesta kembang api pergantian tahun baru lebih pada asas pemerataan dan keadilan. Pada 22 sampai 23 Desember dilakukan festival di Pantai Trisik.
     
"Kami berusaha melalukan pemerataan. Walaupun harus hati-hati. Kegiatan tidak hanya dipusatkan di wilayah selatan, tapi wilayah utara juga butuh dukungan," katanya.
   
Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulon Progo Joko Mursito mengatakan Dinas Kebudayaan (Disbud) Kulon progo mengadakan pesta api unggun yang diselingi dengan pengumuman lomba pembuatan film indie bertema Kulon Progo. Selain itu juga ada sajian tari tradisional Angguk. Yang berbeda tari Angguk kali ini akan bernuansa islami.
     
"Kegiatan budaya menyambut tahun baru di Taman Budaya Kulon Progo (TBK), Kecamatan Pengasih," katanya.
   
Ia mengatakan Disbud akan menyuguhkan tari angguk syariah. Para penari Angguk Syariah akan mengenakan jilbab dan direncanakan memakai kostum berupa gamis, rok atau celana yang cukup lebar. Goyangan pinggul juga lebih diperhalus agar tidak terlalu menonjol. Meski demikian sejumlah aksesoris seperti topi dan hiasan bahu tetap akan dipasang. Hal itu untuk menjaga cirikhas tari ini tetap ada. 
   
Penikmat tari Angguk merupakan masyarakat yang heterogen dengan sifat berbeda-beda. Ada yang suka dengan Angguk sesuai aslinya, tapi ada juga yang ingin lebih tertutup dan sopan. "Atas hal itu Tari Angguk Syariah ini lahir untuk menjawab itu semua," kata Joko Mursito.