Dua puskesmas di Yogyakarta kembali dibuka usai petugas terpapar COVID-19

id puskesmas,yogyakarta, kasus positif COVID-19

Dua puskesmas di Yogyakarta kembali dibuka usai petugas terpapar COVID-19

Puskesmas Kotagede I yang sempat ditutup karena dua petugas terkonfirmasi positif COVID-19. Namun, layanan kesehatan di puskesmas tersebut saat ini sudah dibuka kembali. (Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Dua puskesmas di Kota Yogyakarta kembali membuka layanan kesehatan setelah sempat ditutup karena ada petugas yang bekerja di fasilitas kesehatan tersebut terkonfirmasi positif COVID-19.

“Ada dua puskesmas yang ditutup, yaitu Kotagede I dan Ngampilan. Penutupan dilakukan pada waktu yang sama, 19 Agustus tetapi saat ini sudah dibuka kembali dan melayani masyarakat,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Senin.

Selama ditutup, dilakukan proses sterilisasi di seluruh ruangan dan sudut puskesmas guna memastikan tidak ada lagi potensi penularan virus corona di dua fasilitas kesehatan tersebut.
 

Di Puskesmas Kotagede I, terdapat dua petugas yang terkonfirmasi positif COVID-19, yaitu seorang petugas keamanan dan seorang tenaga analis laboratorium, sedangkan di Puskesmas Ngampilan terdapat seorang petugas kebersihan yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Heroe menyebut ketiga petugas puskesmas tersebut tidak menunjukkan gejala sakit, sehingga seluruhnya menjalani proses isolasi mandiri di rumah masing-masing.

“Temuan kasus positif di puskesmas tersebut merupakan pengembangan atau tracing dari kasus positif yang sudah ada sebelumnya,” katanya.

Di Puskesmas Kotagede I, temuan kasus positif bermula dari seorang ibu hamil asal Kabupaten Bantul yang melakukan pemeriksaan kandungan rutin. Saat melakukan pemeriksaan di Puskesmas Kotagede I, hasil uji usap untuk ibu hamil tersebut belum keluar.

“Saat hasil uji usap keluar dan ternyata positif, maka dilakukan proses tracing kontak hingga ke Puskesmas Kotagede I dan hasilnya didapat dua petugas di puskesmas yang terkonfirmasi positif,” katanya.
 

Menurut Heroe, banyak temuan kasus di Kota Yogyakarta yang merupakan hasil tracing dari kasus tenaga kesehatan di kabupaten lain di DIY. “Banyak warga Yogyakarta yang bekerja di Bantul, Gunungkidul dan Sleman menjadi tenaga kesehatan. Mereka terkonfirmasi positif dan kemudian dilakukan proses tracing hingga ke keluarganya,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardaya mengatakan layanan kesehatan di Puskesmas Kotagede I, khususnya laboratorium, untuk saat ini dibantu oleh Puskesmas Kotagede II.

“Kami upayakan agar layanan kesehatan bisa tetap berjalan dengan baik. Layanan laboratorium di Puskesmas Kotagede II diperbantukan ke Kotagede I,” katanya.

Sedangkan mengenai pemenuhan alat pelindung diri bagi petugas di puskesmas, lanjut Tri, tetap disesuaikan dengan tugas di masing-masing bidang.

“Tidak semuanya harus mengenakan alat pelindung diri secara lengkap. Tentunya, tetap disesuaikan dengan tugasnya masing-masing,” katanya dan mengingatkan petugas harus selalu menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Selain di Puskesmas Kotagede I, hingga saat ini ada dua tenaga kesehatan di RS Pratama Yogyakarta yang juga terkonfirmasi positif. Keduanya adalah perawat.
 

Sementara itu, Kepala Puskesmas Kotagede I Arief Haritono mengatakan dua pegawai puskesmas dinyatakan positif COVID-19 pada 18 Agustus dan 19 Agustus diputuskan untuk menutup puskesmas.

“Kami lakukan sterilisasi dengan ’fogger’. Sterilisasi dilakukan dua kali karena kebetulan keesokan harinya ada libur disambung cuti bersama,” katanya.

Menurut Arief, upaya untuk menerapkan protokol kesehatan termasuk penggunaan alat pelindung diri guna mencegah penularan virus corona sudah dilakukan secara ketat.

“Tetapi, rupanya virus tidak bisa ditebak. Petugas yang diperkirakan tidak mudah terpapar, justru terpapar virus,” katanya.

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024