Lapan mengembangkan satelit konstelasi bantu sistem peringatan dini

id satelit konstelasi,lapan

Lapan mengembangkan satelit konstelasi bantu sistem peringatan dini

Ilustrasi-Satelit di ruang angkasa (ANTARA/Ist)

Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengembangkan satelit konstelasi orbit bumi rendah yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung sistem peringatan dini di Indonesia.

"Yang kita 'propose' saat ini adalah sebuah misi konstelasi komunikasi satelit LEO (satelit orbit bumi rendah) yang saat ini menjadi tren di mana konstelasi sembilan satelit kita akan bisa membantu meng-'collect' (mengumpulkan) data dari sensor-sensor katakanlah untuk 'early warning system' pada sistem peringatan dini bencana di Indonesia," kata perekayasa di Pusat Teknologi Satelit Lapan Mukhayadi.

Mukhayadi dalam seminar virtual Teknologi Penerbangan dan Antariksa untuk Indonesia Maju yang merupakan rangkaian kegiatan dalam Inovasi Indonesia Expo 2020, Jakarta, Jumat mengatakan Lapan juga akan melakukan pengembangan satelit komunikasi untuk kebutuhan Indonesia.

Satelit konstelasi akan dibangun secara bertahap dan merupakan kegiatan Lapan dalam periode 2020-2024. Konstelasi satelit tersebut akan terdiri dari sembilan satelit mikro.



"Kita sudah mulai menjajaki pengembangan satelit komunikasi dengan beberapa BUMN dan menawarkan jika ada startup yang berminat mengembangkan satelit komunikasi," ujarnya.

Mukhayadi menuturkan Lapan sudah bekerja sama dengan Telkom dan beberapa pihak lain untuk mengembangkan satelit komunikasi dan prioritas riset nasional untuk pengembangan konstelasi satelit.

Sebelumnya, Deputi Bidang Teknologi dan Antariksa Lapan Rika Andiarti mengatakan dengan pembangunan dan pemanfaatan satelit konstelasi dapat menghemat biaya hingga 121 juta dolar AS per tahun.

"Dengan kita mempunyai satelit konstelasi rencananya ada sembilan satelit nanti sampai 2024 dibandingkan dengan kita menyewa satelit mobile untuk mengirim semua data yang dibutuhkan itu. Dari misi itu kita bisa menghitung penghematannya sekitar 121 juta dolar AS per tahun," tuturnya.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024