"Isi lirik lagu Lestari Alamku sangatlah indah
dan penuh dengan pesan yang baik bagi kita semua, untuk mengingatkan bahwa kita harus menjaga dan merawat kembali kelestarian alam di negeri tercinta kita ini," kata John Paul Ivan dalam pers rilis Prisa Official di Yogyakarta, Selasa.
Sebelumnya, Prisa juga merilis single pertama nya pada Agustus 2020 yang berjudul "Pesan Damai Untuk Indonesia (Doa Untuk Bangsa), di lagu itulah perkenalan pertama Prisa dengan John Paul Ivan yang sebagai gitaris tamu, memberikan sentuhan melodi gitar yang sangat menyentuh di lagu tersebut.
Sementara lagu 'Lestari Alamku (Berita Cuaca)' ini adalah sebuah maha karya dari almarhum Gombloh yang diaransemen ulang oleh John Paul Ivan dengan sangat apik dan epic.
Dalam proses rekaman, JPI (John Paul Ivan) melibatkan beberapa musisi handal, seperti Ganzer Lana pemain alat musik Sasando 32 senar, Kevin Sugito pemain drum, Zaky Boy pemain bass fretless, Alan Flut pemain suling bambu, Arvi Cangap pemain perkusi, Windy Saraswati di vokal latar, serta melibatkan musisi asing dari negara lain.
Dalam aransemen baru ini menampilkan unsur unsur bunyi alat musik tradisional seperti suling bambu, kendang, dan sasando.
"Dengan tujuan melestarikan dan memperkenalkan bahwa di musik tradisi di Indonesia itu sangatlah indah dan luas, banyak beragam bunyian dan alat yang bisa ditampilkan dalam industri musik, yang bisa memadukan musik tradisi dengan musik modern," kata JPI.
Prisa dan JPI juga sudah menyiapkan video klip lagu Lestari Alamku, yang dibikin di beberapa tempat di Karanganyar yaitu di Candi Cetho, Kebun Teh Kemuning, De'Tjoloemadu di Karanganyar, serta gumuk pasir dan pantai selatan Yogyakarta.
Dalam video klip juga melibatkan Bupati Karanganyar Juliatmono dalam beberapa adegan, dan beliau berharap video klip dan lagu Lestari Alamku bisa membangkitkan semangat kebangsaan, cinta lingkungan hidup, dan bisa mengangkat wisata sejarah Nusantara, sesuai slogan Karanganyar Life Center Of Nusantara.
Video klip ini tayang perdana di channel youtube PRISA official pada 9 Maret, diharapkab sajian karya musik ini bisa dinikmati dan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi khasana musik Indonesia dan penikmat musik, serta bisa memperkenalkan wisata alam serta sejarah nusantara.
