Tari Yuvaka Sapata meriahkan Sumpah Pemuda

id sanggar Greget Yuvaka Sapata

Tari Yuvaka Sapata meriahkan Sumpah Pemuda

Tarian bertajuk Yuvaka Sapata yang disuguhkan Sanggar Greget untuk memeringati peringatan Hari Sumpah Pemuda, Kamis (28/10/2021). ANTARA/HO-Sanggar Greget

Semarang (ANTARA) -
Sanggar Greget di bawah asuhan Yoyok Bambang Priyambodo menyuguhkan tari-tarian yang bertajuk Yuvaka Sapata secara daring untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda tahun ini.

Tarian yang bisa diakses melalui kanal Youtube Sanggar Greget di Semarang, Kamis petang itu, adalah Tari Kiprah Pemuda, Tari Sekar Cemani, Tari Rebana Panca Warna, Tari Mekar Sari, serta Tari Lurik.

Kelima tarian tersebut dibawakan di Selo Daya Tarik Wisata (DTW) Lencoh, Kabupaten Boyolali, kemudian Tari Bagus Lembu di Nangka Prada Cempogo, Kabupaten Boyolali, serta Tari Shang Hyang Sri di Desa Gondang, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal.

Sangghita Anjali selaku produser acara menjelaskan Tari Yuvaka Sapata merupakan simbol Sumpah Pemuda atau semangat para pemuda nasionalis.

Menurut dia, Tari Kiprah Pemuda merupakan sebuah kreasi tari tradisi nusantara yang berorientasi atas kebersamaan, sedangkan koreografinya menyiratkan gotong royong yang kerap dilakukan warga di pedesaan.

"Kebersamaan ini untuk mewujudkan rasa memiliki, saling asah asuh dan asih, serta kesatuan dan persatuan pemuda Indonesia," katanya.

Lebih lanjut, Sangghita menerangkan Tari Shang Hyang Sri merupakan repertoar tari kreasi tradisi pesisiran dan merupakan pengembangan dari gerak putri alus gaya Surakarta.

"Kehadiran Shang Hyang Sri merupakan simbol sosok Dewi Padi yang penuh karisma keibuan," ujarnya.

Tari Bagus Lembu merupakan tari kreasi putra gagah pengembangan dari gaya Surakarta.

"Pemuda Indonesia digambarkan dengan sosok gagah perkasa, karena itu tidak heran jika dulu Soekarno (Presiden pertama Indonesia) hanya butuh 10 pemuda untuk mengguncang dunia," katanya.

Tarian ini dibawakan Nangka Prada Cempogo dengan latar belakang keberadaan ikon sapi atau lembu perah yang menghasilkan susu segar.

Sanggar Greget memilih tempat yang mengandung kearifan lokal untuk mengangkat potensi di daerah.

"Seperti di Boyolali, yang terkenal susu sapinya, kami coba membawakan tarian sambil mengangkat potensi wisata budaya," ujarnya.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024