PGN butuh sinergi pemda untuk mempercepat pembangunan jaringan gas
Yogyakarta (ANTARA) - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk membutuhkan dukungan dan sinergi dari pemerintah daerah di Pulau Jawa bagian selatan untuk mempercepat realisasi pembangunan jaringan gas bumi salah satunya Pemerintah Kota Yogyakarta.
"Akselerasi pembangunan jaringan gas bumi terus kami lakukan. Namun, percepatan ini membutuhkan sinergi dengan pemerintah daerah agar bisa berjalan baik," kata Direktur Utama PGN M Haryo Yunianto saat bertemu Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, dukungan dan sinergi tersebut dapat diwujudkan dalam berbagai hal seperti penyelarasan program pembangunan jaringan gas dengan pengembangan fasilitas dan infrastruktur di daerah selain dukungan dalam bentuk kebijakan.
Sesuai target nasional, Haryo menyebut harus dapat mewujudkan empat juta sambungan gas rumah tangga pada periode 2024-2025.
Dengan meningkatnya sambungan jaringan gas ke rumah tangga, maka diharapkan dapat mengurangi kelangkaan stok elpiji karena masyarakat sudah beralih ke jaringan gas yang lebih praktis, aman, dan ramah lingkungan.
Oleh karenanya, Haryo berharap pemerintah daerah juga dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pemanfaatan jaringan gas untuk kebutuhan rumah tangga.
Pembangunan jaringan gas, lanjut dia, juga akan menyerap banyak tenaga kerja bahkan bisa mencapai 83.000 tenaga kerja untuk membangun satu juta sambungan rumah tangga per tahun.
Selain itu, pembangunan jaringan gas rumah tangga juga akan menyerap mitra dan tenaga kerja lokal, sehingga terjadi perputaran ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan asli daerah.
Pembangunan jaringan gas di Jawa bagian selatan direncanakan dilakukan dengan skema kombinasi yaitu menggunakan jaringan pipa (pipeline) dan beyond pipeline dengan menggunakan gas alam cair (liquified natural gas/LNG) maupun gas alam terkompresi atau compressed natural gas (CNG) untuk memudahkan transportasi dan rantai suplai gas bumi.
"PGN akan bekerja sama dengan PT KAI untuk membawa kargo LNG," katanya.
Percepatan pembangunan jaringan gas di Jawa bagian selatan tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, tetapi untuk meningkatkan daya tarik wilayah bagi investor untuk membangun kawasan industri.
Saat ini, tercatat 654.976 rumah tangga di 67 kota/kabupaten di 17 provinsi yang memanfaatkan jaringan gas dengan pemakaian rata-rata per bulan 14 meter kubik.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyebut akan memberikan dukungan penuh terhadap rencana pembangunan jaringan gas rumah tangga.
"Keberadaan jaringan gas ini akan semakin memudahkan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan gas dengan biaya yang murah. Saya berharap, jaringan ini bisa segera direalisasikan," katanya.
"Akselerasi pembangunan jaringan gas bumi terus kami lakukan. Namun, percepatan ini membutuhkan sinergi dengan pemerintah daerah agar bisa berjalan baik," kata Direktur Utama PGN M Haryo Yunianto saat bertemu Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, dukungan dan sinergi tersebut dapat diwujudkan dalam berbagai hal seperti penyelarasan program pembangunan jaringan gas dengan pengembangan fasilitas dan infrastruktur di daerah selain dukungan dalam bentuk kebijakan.
Sesuai target nasional, Haryo menyebut harus dapat mewujudkan empat juta sambungan gas rumah tangga pada periode 2024-2025.
Dengan meningkatnya sambungan jaringan gas ke rumah tangga, maka diharapkan dapat mengurangi kelangkaan stok elpiji karena masyarakat sudah beralih ke jaringan gas yang lebih praktis, aman, dan ramah lingkungan.
Oleh karenanya, Haryo berharap pemerintah daerah juga dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pemanfaatan jaringan gas untuk kebutuhan rumah tangga.
Pembangunan jaringan gas, lanjut dia, juga akan menyerap banyak tenaga kerja bahkan bisa mencapai 83.000 tenaga kerja untuk membangun satu juta sambungan rumah tangga per tahun.
Selain itu, pembangunan jaringan gas rumah tangga juga akan menyerap mitra dan tenaga kerja lokal, sehingga terjadi perputaran ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan asli daerah.
Pembangunan jaringan gas di Jawa bagian selatan direncanakan dilakukan dengan skema kombinasi yaitu menggunakan jaringan pipa (pipeline) dan beyond pipeline dengan menggunakan gas alam cair (liquified natural gas/LNG) maupun gas alam terkompresi atau compressed natural gas (CNG) untuk memudahkan transportasi dan rantai suplai gas bumi.
"PGN akan bekerja sama dengan PT KAI untuk membawa kargo LNG," katanya.
Percepatan pembangunan jaringan gas di Jawa bagian selatan tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, tetapi untuk meningkatkan daya tarik wilayah bagi investor untuk membangun kawasan industri.
Saat ini, tercatat 654.976 rumah tangga di 67 kota/kabupaten di 17 provinsi yang memanfaatkan jaringan gas dengan pemakaian rata-rata per bulan 14 meter kubik.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyebut akan memberikan dukungan penuh terhadap rencana pembangunan jaringan gas rumah tangga.
"Keberadaan jaringan gas ini akan semakin memudahkan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan gas dengan biaya yang murah. Saya berharap, jaringan ini bisa segera direalisasikan," katanya.