Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Yogyakarta menyasar kelompok "unmet need" untuk meningkatkan capaian kepesertaan KB aktif di kota tersebut.
“Proporsi kelompok 'unmet need' di Kota Yogyakarta masih cukup tinggi. Tentu saja, mereka akan menjadi sasaran utama untuk meningkatkan capaian partisipasi KB aktif,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan KB Kota Yogyakarta Edy Muhammad di Yogyakarta, Rabu.
Pada 2021, jumlah pasangan usia subur (PUS) di Kota Yogyakarta tercatat sebanyak 37.971 pasangan dengan peserta KB aktif baru mencapai 50,4 persen dan kelompok "unmet need" sebanyak 24,12 persen.
Sedangkan hingga Juli 2022, kepesertaan KB meningkat sebesar 0,32 persen menjadi 53,6 persen.
Edy menjelaskan, "unmet need" adalah pasangan yang masih berusia subur namun memilih tidak lagi menambah keturunan atau sedang menunda memiliki anak tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Pasangan yang berusia di bawah 49 tahun tersebut biasanya merasa lebih nyaman menggunakan KB dengan pola tradisional seperti hitungan kalender.
“Meskipun demikian, kelompok ini juga masih memiliki potensi untuk memiliki anak. Sehingga perlu ada penjangkauan lebih baik agar mereka menggunakan alat kontrasepsi,” katanya.
Selain mengoptimalkan penjangkauan dengan sasaran "unmet need", upaya yang dilakukan Kota Yogyakarta untuk meningkatkan capaian kepesertaan KB aktif dilakukan dengan memberikan sosialisasi KB kepada pasangan yang baru saja melahirkan anak.
“Kami juga sudah masuk saat calon pengantin mengikuti pembekalan sebelum menikah. Calon pengantin mendapat sosialisasi untuk perencanaan anak,” katanya.
Meskipun kepesertaan KB aktif di Kota Yogyakarta masih tergolong sedang, Edy menyebut angka pertumbuhan penduduk di Kota Yogyakarta sangat terkendali.
“Rata-rata setiap keluarga saat ini memiliki 1-2 anak,” katanya yang menyebut kondisi tersebut menjadikan Kota Yogyakarta cukup unik.
Edy menengarai kondisi tersebut disebabkan tingginya kesadaran masyarakat untuk mengatur kelahiran dan jumlah anak meskipun tidak selalu dengan menggunakan alat kontrasepsi modern tetapi dengan pola tradisional.
“KB tradisional sepertinya masih cukup berhasil. Tetapi, kami tetap mengupayakan agar pasangan usia subur menjadi peserta KB aktif dengan penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang,” katanya.
Menurut dia, dari 19.486 peserta KB aktif di Kota Yogyakarta hingga Juli 2022, di antaranya menggunakan IUD sebanyak 6.962 orang, kondom 4.511 orang, dan suntik 4.425 orang. Sisanya menggunakan berbagai jenis kontrasepsi seperti vasektomi, tubektomi, pil, dan implan.
Berita Lainnya
Pemda mengusulkan 2.944 formasi kebutuhan ASN DIY pada 2024
Minggu, 5 Mei 2024 6:36 Wib
KPU Yogyakarta menerima 261 pelamar PPK Pilkada 2024
Sabtu, 4 Mei 2024 10:36 Wib
KPU Yogyakarta: Baru satu orang konsultasi calon perseorangan Pilkada 2024
Jumat, 3 Mei 2024 18:34 Wib
Hadir di Yogyakarta, House of Roman Siap Penuhi Kebutuhan Ubin Granit dan Keramik Mewah
Jumat, 3 Mei 2024 0:06 Wib
Memangkas stunting melalui tradisi "mitoni"
Rabu, 1 Mei 2024 0:39 Wib
PDIP Yogyakarta akan silaturahmi rekam aspirasi rakyat jelang Pilkada 2024
Selasa, 30 April 2024 4:44 Wib
PDI Perjuangan buka pendaftaran bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta
Senin, 29 April 2024 23:06 Wib
Kemenkumham Yogyakarta : Dua WNA manfaatkan "golden visa"
Senin, 29 April 2024 14:59 Wib