Digitalisasi budaya di Indonesia harus dilakukan
Jakarta (ANTARA) - Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Muhajirin Purwakarta Dian Ikha Pramayanti menekankan pentingnya digitalisasi budaya di Indonesia untuk menghadapi tantangan budaya digital.
"Penting sekali mendigitalisasikan budaya Indonesia," ujar Dian dalam rilis pers yang diterima di Jakarta pada Sabtu.
Hal itu disampaikannya dalam webinar "Promosi Digital agar Daerah Wisata Terkenal”, di Pontianak, Kalimantan Barat, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi.
Dian menjelaskan, tantangan budaya digital di Indonesia saat ini adalah mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya sopan santun, serta menghilangnya budaya asli Indonesia dan digantikan budaya asing yang masuk secara perlahan.
Tantangan tersebut, kata dia, dapat dihadapi dengan mendigitalkan budaya Indonesia.
“Digitalisasi budaya memungkinkan kita mendokumentasikan kekayaan budaya Indonesia. Selain itu, digitalisasi budaya dapat menjadi peluang untuk mewujudkan kreativitas,” kata dia.
Dian menambahkan, dalam digitalisasi budaya, dibutuhkan apa yang disebut sebagai kompetensi literasi digital.
Kompetensi tersebut menyangkut bagaimana memahami budaya di ruang digital, bagaimana memproduksi budaya di ruang digital, bagaimana mendistribusikan budaya di ruang digital, serta berkolaborasi dan berpartisipasi untuk mengangkat budaya di ruang digital.
“Memproduksi konten tentang budaya di Indonesia dan membagikan konten kehidupan sehari-hari dari ragam budaya yang ada di ruang digital adalah salah satu mengenalkan potensi wisata di Indonesia agar makin dikenal dunia,” kata Dian.
Contoh keragaman budaya di Indonesia yang bisa menjadi konten di ruang digital antara lain budaya tatanan perilaku sosial, seperti di Jawa dan Bali yang masih menganut kasta.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akademisi tekankan pentingnya digitalisasi budaya di Indonesia
"Penting sekali mendigitalisasikan budaya Indonesia," ujar Dian dalam rilis pers yang diterima di Jakarta pada Sabtu.
Hal itu disampaikannya dalam webinar "Promosi Digital agar Daerah Wisata Terkenal”, di Pontianak, Kalimantan Barat, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi.
Dian menjelaskan, tantangan budaya digital di Indonesia saat ini adalah mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya sopan santun, serta menghilangnya budaya asli Indonesia dan digantikan budaya asing yang masuk secara perlahan.
Tantangan tersebut, kata dia, dapat dihadapi dengan mendigitalkan budaya Indonesia.
“Digitalisasi budaya memungkinkan kita mendokumentasikan kekayaan budaya Indonesia. Selain itu, digitalisasi budaya dapat menjadi peluang untuk mewujudkan kreativitas,” kata dia.
Dian menambahkan, dalam digitalisasi budaya, dibutuhkan apa yang disebut sebagai kompetensi literasi digital.
Kompetensi tersebut menyangkut bagaimana memahami budaya di ruang digital, bagaimana memproduksi budaya di ruang digital, bagaimana mendistribusikan budaya di ruang digital, serta berkolaborasi dan berpartisipasi untuk mengangkat budaya di ruang digital.
“Memproduksi konten tentang budaya di Indonesia dan membagikan konten kehidupan sehari-hari dari ragam budaya yang ada di ruang digital adalah salah satu mengenalkan potensi wisata di Indonesia agar makin dikenal dunia,” kata Dian.
Contoh keragaman budaya di Indonesia yang bisa menjadi konten di ruang digital antara lain budaya tatanan perilaku sosial, seperti di Jawa dan Bali yang masih menganut kasta.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akademisi tekankan pentingnya digitalisasi budaya di Indonesia