Pemkab Gunungkidul diminta mengoptimalkan donasi zakat dan infak ASN

id Gunungkidul

Pemkab Gunungkidul diminta mengoptimalkan donasi zakat dan infak ASN

Bupati Gunungkidul Sunaryanta menyerahkan santunan kepada masyarakat kurang mampu di wilayah ini. (ANTARA/HO-Humas Pemkab Gunungkidul)

Gunungkidul (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta pemerintah daerah setempat mengoptimalkan donasi zakat infak dan sedekah di kalangan aparatur sipil negara.

Kepala Baznas Gunungkidul Mustangid di Gunungkidul, Kamis, mengatakan donasi zakat infak dan sedekah di kalangan ASN di lingkup Pemkab Gunungkidul masih belum optimal.

"Kami minta pegawai untuk berpartisipasi karena donasi yang terkumpul juga ikut berperan dalam menyejahterakan masyarakat," kata dia.

Ia mengatakan perolehan donasi untuk Baznas masih sedikit. Total tahun ini, pihaknya menargetkan Rp6 miliar. Jumlah tersebut masih kalah dengan kabupaten lain. Sebagai contoh, Kabupaten Kulon Progo yang jumlah ASN hampir sama dengan Gunungkidul mampu menyumbang Rp12 miliar setiap tahun.

“Mudah-mudahan target Rp6 miliar bisa terpenuhi. Kalau tahun lalu hanya mampu mengumpulkan Rp3,4 miliar,” kata dia.

Menurut dia, untuk mengoptimalkan sumbangan dari ASN sudah ada koordinasi dengan Bupati Gunungkidul agar membantu dalam upaya pemberian sumbangan.

Menurutnya, donasi yang terkumpul akan dimanfaatkan untuk membantu permasalahan sosial di wilayah ini.

Ia tidak membantah hingga sekarang masih ada pegawai yang belum tergerak hatinya untuk berdonasi.

Padahal, lanjut Musatangid, kalau rutin menyumbang Rp100.000 per pegawai maka bermanfaat dalam upaya mengatasi permasalahan-permasalahan sosial di masyarakat.

“Sudah kami kaji dan sumbangan Rp100.000 per bulan nominalnya tidak akan memberatkan pegawai,” katanya.

Ia menambahkan salah satu program yang dilaksanakan Baznas membantu pemerintah dalam upaya penanggulangan stunting di Gunungkidul. Diperkirakan hingga sekarang ada 4.000 balita yang berstatus stunting.

“Target kami menyasar 1.000 balita dengan rutin memberikan telur yang dikonsumsi rutin setiap hari selama setahun. Kalau program ini bisa digalakkan, maka kami yakin di 2024 maka program zero stunting di Gunungkidul bisa diwujudkan,” katanya.

Selain untuk penanganan stunting, donasi Baznas juga disalurkan untuk perbaikan rumah tak layak huni hingga bantuan hidup para lansia.

"Jadi memang manfaatnya sangat banyak. Makanya kami mengajak para pegawai agar mau ikut berbagi,” katanya.

Sekretaris daerah Gunungkidul Sri Suhartanta mengajak seluruh ASN meningkatkan pembayaran zakat dan sedekah melalui Baznas.

"Semakin banyak pengumpulan yang diperoleh, maka akan semakin banyak program yang bisa direalisasikan,” katanya.