SPBE diimplementasikan via "Bug Bounty Competition"

id SPBE,Keamanan cyber,Cyber crime

SPBE diimplementasikan via "Bug Bounty Competition"

Bug Bounty Competition 2023 yang diselenggarakan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah, Rabu (23/8/2023). (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengimplementasikan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) lewat ajang Bug Bounty Competition yang menjadi acara tahunan guna menjawab tantangan keamanan siber.

“Perkembangan teknologi tidak terlepas dari berbagai tantangan, salah satunya berkaitan dengan keamanan siber atau cyber security,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Nadiem menuturkan pihaknya sendiri sebelumnya telah mengeluarkan Peraturan Sekretaris Jenderal (Persesjen) Nomor 11 Tahun 2022 tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) pada Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di lingkungan Kemendikbudristek.

Namun untuk semakin menjawab menjawab tantangan keamanan siber yang semakin berkembang, Kemendikbudristek mengadakan Bug Bounty Competition sebagai bentuk kolaborasi antarsatuan kerja dan bug hunter dalam mengawal implementasi SPBE.

Pelaksanaan kompetisi berawal dari berbagai isu keamanan siber yang kemudian mendorong Education Computer Security Incident Response Team (EDU CSIRT), Pusdatin Kemendikbudristek untuk menginisiasi kegiatan ini.

Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbudristek Hasan Chabibie menjelaskan acara ini merupakan bentuk keseriusan untuk mengawal sistem keamanan di tengah transformasi digital di lingkungan Kemendikbudristek.

“Ini adalah bentuk kolaborasi dari kami. Hal ini menandakan bahwa kami ingin memastikan partisipasi masyarakat dalam mengawal transformasi digital di Kemendikbudristek,” ujar Hasan.

Untuk Bug Bounty Competition tahun ini diselenggarakan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, yang dirangkai dengan seminar keamanan informasi bertema Keamanan Siber dalam Ekonomi Digital di Sektor Pendidikan.

Dalam seminar tersebut, Menteri Riset dan Teknologi periode 2014-2019 Mohamad Nasir yang hadir sebagai narasumber mengatakan teknologi berkembang cepat namun IT Security harus berkembang lebih cepat.

Menurut Nasir, saat ini internet menjelma menjadi hal yang dapat memberi manfaat dan kemudahan bagi setiap orang, tetapi tak bisa dipungkiri internet juga menjadi sumber kejahatan.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbudristek implementasikan SPBE lewat Bug Bounty Competition
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024