Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, menyediakan bantuan air bersih sebanyak 382 tangki untuk didistribusikan ke masyarakat di wilayah terdampak kekeringan akibat kemarau panjang tahun 2023.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Antoni Hutagaol di Bantul, Selasa, mengatakan, dalam antisipasi kekeringan yang makin meluas, pihaknya siaga menerima permohonan dari masyarakat untuk bantuan droping atau distribusi air bersih ke wilayah terdampak.
"Kami di BPBD memang membantu droping air bersih, dan sampai saat ini kami menyediakan sebanyak 382 tangki dalam anggaran kami, sementara per 17 September kita telah mendistribusikan 100 tangki," katanya.
Terkait jumlah distribusi air yang baru mencapai 100 tangki, dikatakannya pemerintah daerah dalam menangani dampak kekeringan juga dibantu dari Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dinas Sosial (Dinsos) Tagana Bantul yang juga mempunyai program sosial membantu masyarakat yang kesulitan air.
"Kemudian juga dari donasi, jadi donasi dari luar ini juga luar biasa, ini dari masyarakat yang peduli memberikan bantuan kepada masyarakat yang dilanda kekeringan dalam bentuk tangki air, memang minat masyarakat untuk membantu saudara saudaranya juga banyak," katanya.
Meski demikian, kata dia, masyarakat yang mulai mengalami kesulitan air bersih karena kemarau ini bisa mengajukan ke BPBD Bantul, karena cadangan air bersih yang siap disalurkan melalui tangki masih banyak, lebih dari 200 tangki.
Lebih lanjut dia mengatakan, berdasarkan infografis droping air bersih Kabupaten Bantul per 17 September, terdapat tujuh kecamatan yang meliputi 11 kelurahan dan 18 pedukuhan yang masyarakatnya dilanda kekeringan dan meminta bantuan air bersih.
"Kondisinya seperti itu, dan paling banyak atau pertama yang mengajukan permohonan air itu di Kelurahan Terong Dlingo sebanyak 700 ribu liter, kemudian wilayah Bangunjiwo Kasihan dengan 360 ribu liter, dan Jatimulyo Dlingo sebanyak 350 ribu liter," katanya.
Dia mengatakan, masyarakat di wilayah-wilayah tersebut memang menjadi langganan dan sesuai prediksi BPBD paling terdampak kekeringan dan mengajukan bantuan air bersih, karena lokasinya berada di daerah pegunungan yang jauh dari sumber air.
"Kami selalu memantau update dari BMKG, yang terakhir itu menyampaikan awal November dasarian pertama sudah mulai hujan di DIY, tetapi di wilayah Kulon Progo dan Sleman utara, sementara untuk Bantul sendiri mulai hujan di dasarian pertama bulan Desember," katanya.
Berita Lainnya
Penerbangan AirAsia dan Batik Air dibatalkan akibat erupsi Gunung Ruang, Sulut
Jumat, 3 Mei 2024 19:26 Wib
Berkonsep masjid ramah lingkungan, Muhammadiyah hemat 30 persen air
Selasa, 30 April 2024 7:44 Wib
Pelaku industri promosikan jamu Indonesia ke pasar mancanegara
Minggu, 28 April 2024 6:10 Wib
Indonesia bantu Tunisia modifikasi cuaca
Jumat, 26 April 2024 19:34 Wib
RI usung pendekatan budaya lokal terkait tata kelola air di WWF
Rabu, 24 April 2024 15:57 Wib
WWF ke-10 di Bali memberi manfaat ekonomi UMKM-pariwisata
Minggu, 21 April 2024 1:08 Wib
Indonesia menawarkan proyek air 9,6 miliar dolar AS
Sabtu, 20 April 2024 20:53 Wib
Sandiaga menawarkan "melukat" untuk 35 ribu peserta WWF-10 di Bali
Sabtu, 20 April 2024 17:51 Wib