Lindungi generasi muda, ITB-AD dukung kenaikan harga rokok

id Rokok,Kenaikan harga rokok,Hari Sumpah Pemuda,ITB-AD

Lindungi generasi muda, ITB-AD dukung kenaikan harga rokok

Petugas kesehatan melakukan skrining keterpaparan asap rokok pada murid sebuah sekolah dasar saat Skrining Kesehatan dan Upaya Berhenti Merokok di Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu (8/3/2023). (ANTARA FOTO/Siswowidodo/foc.)

Jakarta (ANTARA) - Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta mendukung kebijakan kenaikan harga rokok untuk melindungi generasi muda sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada Sabtu (28/10).

“Generasi muda saat ini dihadapkan pada ancaman konsumsi rokok yang tinggi. Kenaikan harga rokok dapat menjadi langkah efektif dalam mengurangi jumlah perokok dan mencegah mereka terjebak dalam kebiasaan merokok yang berbahaya,” kata Kepala Pusat Studi Center of Human and Economic Development (CHED) ITB-AD, Roosita Meilani Dewi dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Dalam rangka mendorong kebijakan kenaikan harga rokok, CHED ITB-AD bersama Jejaring Pengendalian Tembakau pada Jumat (27/10) menggelar konferensi pers "Kebijakan Kenaikan Harga Rokok dan Upaya Perlindungan Terhadap Generasi Muda".

Roosita menjelaskan data dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2021, menunjukkan peningkatan jumlah perokok dewasa di Indonesia dari 2011 hingga 2021. Prevalensi perokok anak usia 10-18 tahun juga mengalami peningkatan dari tahun 2013 hingga 2018.

Penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya, bekerja sama dengan Center for Disease Control and Prevention Foundation, Amerika Serikat, juga mengungkap bahwa perilaku merokok anak sekolah tingkat SMP-SMA mengalami peningkatan yang sangat drastis.

Prevalensi perokok anak usia 10-14 tahun diketahui terus meningkat hingga 16 kali lipat (Fakta Tembakau Indonesia 2020), dan empat dari tujuh pemicu anak merokok berkaitan dengan iklan, baik di televisi, luar ruangan, maupun media sosial.

“Kenaikan harga rokok adalah langkah penting dalam melindungi generasi muda dari bahaya merokok. Indonesia saat ini memiliki harga rokok yang tergolong murah, dan ini sebagian besar disebabkan oleh rendahnya cukai rokok dan kompleksitas struktur tarif cukai," ujar dia.

Meski tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) di Indonesia naik setiap tahun, imbuh Roosita, dampaknya terhadap penurunan prevalensi perokok anak belum signifikan.

“Dengan target menurunkan prevalensi perokok anak dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dari 9,1 persen menjadi 8,7 persen, kami menyoroti perlunya upaya yang lebih ambisius,” tuturnya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: ITB-AD dukung kebijakan kenaikan harga rokok lindungi generasi muda
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024