Pemkab Bantul angkat potensi warisan budaya Imogiri melalui Festival Budaya

id Festival Budaya Imogiri ,Angkat potensi warisan budaya ,Dinas Kebudayaan Bantul

Pemkab Bantul angkat potensi warisan budaya Imogiri melalui Festival Budaya

Pementasan kesenian pada kegiatan Festival Budaya Imogiri di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rabu (8/11/2023). (ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama Dinas Kebudayaan provinsi DIY menggelar Festival Budaya Imogiri sebagai upaya mengangkat potensi warisan budaya di kecamatan tersebut yang sudah ditetapkan sebagai bagian dari Poros Mataram Islam.

"Dinas Kebudayaan DIY sudah menetapkan bahwa Imogiri menjadi bagian dari Poros Mataram Islam. Itu menunjukkan Imogiri memang harus kita garap potensi budayanya," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih usai menghadiri pembukaan Festival Budaya Imogiri di Imogiri Bantul, Rabu.

Menurut dia, ada tiga wilayah di Bantul yang sudah ditetapkan oleh Dinas Kebudayaan DIY sebagai bagian dari Poros Mataram Islam, yaitu wilayah Kota Gede Kelurahan Jagalan, Banguntapan, Kerto Pleret di Kecamatan Pleret dan Imogiri.

Dia mengatakan, wilayah Kecamatan Imogiri menjadi bagian dari pusat kejayaan Mataram Islam pada masa lalu yang meninggalkan berbagai macam warisan budaya, baik warisan yang berbentuk benda, maupun tak benda.

"Oleh karenanya, masyarakat Imogiri ini diharapkan memiliki peran yang lebih besar, karena Imogiri telah ditetapkan sebagai bagian dari Poros Mataram Islam," katanya.

Bupati menyebutkan, bahwa di Imogiri memiliki beragam warisan budaya, berupa adat istiadat, tradisi, produk kerajinan yang mencerminkan satu produktivitas pada masa lalu yang sekarang ini masih terpelihara dan diwariskan secara turun temurun.

"Diantaranya produksi batik di Giriloyo, wayang kulit atau tatah sungging di Pucung Wukirsari, kemudian keris di Girirejo dan warisan budaya lain yaitu Makam Pajimatan yang sangat penting dari sisi kebudayaan nasional, karena dikunjungi oleh banyak wisatawan religi," katanya.

Dengan demikian, kata Bupati, hal tersebut menunjukkan bahwa potensi budaya Imogiri yang sangat besar harus digarap dan dikembangkan pemerintah dengan dukungan dari masyarakatnya, karena itu sosialisasi tentang kebudayaan adiluhung itu harus terus dilakukan.

Lebih lanjut Bupati juga mengatakan kebudayaan bukan hanya wayangan, jathilan, ketoprak, karawitan, tetapi juga etos kerja, sehingga etos kerja para leluhur kita harus terus dilestarikan.

"Kita harus memiliki keteguhan sikap yang pantang menyerah, konsisten, kalau dipasrahi pekerjaan beres, bertanggung jawab. Itulah budaya adiluhung yang penting untuk kembali memajukan Kabupaten Bantul ini dengan kekuatan budaya etos kerja," katanya.*