Bantul (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan bahwa peluang masyarakat atau petani ikan untuk membudidayakan ikan lele masih terbuka luas karena produksinya masih jauh dari kebutuhan konsumsi harian.
"Di Yogyakarta itu, per hari kebutuhan lele yang masuk mencapai 30 ton, sementara dari Bantul itu kalau dioprak-oprak benar hanya mampu memasok lima ton," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul Istriyani di Bantul, Kamis.
Dia mengatakan, produksi ikan lele dari kelompok pembudi daya ikan di Bantul yang rata-rata sekitar lima ton tersebut belum tentu hanya masuk untuk memenuhi kebutuhan lele ke Yogyakarta, namun bisa ke Magelang, Semarang Jawa Tengah dan Surabaya Jawa Timur.
"Tapi kebutuhan lele warga Yogyakarta itu dengan jumlah penduduknya, jumlah mahasiswanya dan jumlah wisatawannya itu per hari butuh 30 ton, dan itu sebagian besar didatangkan dari luar daerah," katanya.
Dia mengatakan, salah satunya dari daerah Boyolali Jawa Tengah, yang mana ketika instansinya melakukan kunjungan kerja ke daerah tersebut, Boyolali mendistribusikan sekitar 20 ton lele ke Yogyakarta untuk kebutuhan warung kuliner.
"Belum lagi dari daerah lain, jadi kebutuhan 30 ton lele itu masuk akal, dan kita hitung hitungan dengan teman se-Bantul paling sehari hanya lima ton, 25 ton peluang di Yogyakarta, artinya pasar lele masih terbuka luas, makanya kalau bermain di budidaya lele masih terbuka luas," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong masyarakat bisa mulai tertarik budidaya lele dengan kolam bulat atau kotak di halaman, dan tentunya juga kelompok pembudidaya bisa menerapkan teknologi padat tebar tinggi seperti di beberapa kelompok di wilayah Gumuk Kelurahan Ringinharjo dan Poncosari, Srandakan.
Dia mencontohkan, kalau biasanya dalam kolam perikanan per satu meter persegi diisi 200 ekor, namun kalau bisa dengan seribu ekor kenapa tidak, akan tetapi pastinya dibutuhkan keseriusan dan ketekunan dari kelompok pembudi daya ikan tersebut.
"Jadi, tidak bisa main main lagi, kalau satu meter persegi diisi 200 ekor bisa dilakukan sambil ditinggal pergi, tapi begitu masuk 1.000 ekor tidak bisa kemana-mana, harus fokus, ditunggu, itulah bisnis, perlu ketekunan, keseriusan, totalitas dan fokus," katanya.