Jakarta (ANTARA) - Ketua Laboratorium Penelitian Konversi Energi Listrik Institut Teknologi Bandung Agus Purwadi menilai bahwa program biofuel sudah sukses karena mampu mengurangi kebutuhan akan impor minyak.
“Saat ini program berbasis biofuel yang sudah cukup sukses dapat mengurangi kebutuhan impor cukup besar di antaranya program B35 yang akan dinaikkan ke B40,” ujarnya saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Sementara itu, Ketua Kelompok Riset Green Fuel sekaligus Perekayasa Ahli Utama BRIN Unggul Priyanto mengatakan biofuel yang dihasilkan dari minyak nabati merupakan alternatif yang menjanjikan untuk bahan bakar fosil. Melalui pengembangan teknologi biofuel yang maju, terdapat kesempatan untuk mengurangi emisi karbon dalam sektor transportasi.
Unggul juga menilai pemanfaatan minyak nabati dalam biofuel juga turut berperan dalam memberikan kesempatan kepada masyarakat terutama petani lokal untuk turut serta dalam rantai pasok industri ini.
“Ini bukan hanya tentang pengurangan emisi, tetapi juga tentang memberdayakan petani lokal dan mempromosikan pertanian berkelanjutan,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: ITB: biofuel kurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak
Berita Lainnya
537 perusahaan kelapa sawit beroperasi tanpa HGU, Nusron tegaskan bakal ada sanksi
Jumat, 1 November 2024 8:35 Wib
GAPKI-NPPAN memperluas pasar sawit ke Nigeria
Minggu, 25 Agustus 2024 6:17 Wib
Indonesia memperkuat hilirisasi sawit tahun 2025 sejahterakan petani
Minggu, 18 Agustus 2024 14:52 Wib
Produk lidi Indonesia menjadi sumber devisa manfaatkan limbah sawit
Kamis, 8 Agustus 2024 18:10 Wib
Pemerintah inventarisasi sertifikat lahan 537 perusahaan sawit di tanah air
Kamis, 25 Juli 2024 0:42 Wib
BRIN mengembangkan pemanfaatan silika biogenik dari limbah agroindustri
Sabtu, 20 Juli 2024 3:50 Wib
Prabowo-Gibran diharapkan memperkuat komoditas sawit RI
Minggu, 7 Juli 2024 17:26 Wib
Jaga keberlangsungan, peta jalan sawit Indonesia emas 2045
Senin, 24 Juni 2024 9:38 Wib