Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan potensi panen raya padi pada April-Mei 2024 di wilayah ini mencapai 303.542 ton, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan menekan harga beras di pasaran.
"Ada panen besar di bulan April-Mei 2024 merata di semua kabupaten dengan potensi (hasil panen) mencapai 303.542 ton gabah kering giling (GKG)," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan DPKP DIY Andi Nawa Candra saat dihubungi di Yogyakarta, Rabu.
Andi mengakui masa tanam padi di DIY yang sesuai siklusnya jatuh pada Oktober-Desember 2023, harus mundur karena hujan baru turun pada Januari 2024 akibat fenomena El Nino.
Perubahan pola cuaca tersebut, kata dia, mengakibatkan luas tambah tanam padi di DIY pada tahun ini berkurang hampir 50 persen.
Andi mengakui ada sebagian petani yang tetap menanam padi pada Oktober-Desember 2023 dengan mengandalkan ketersediaan sumber air irigasi sehingga sudah bisa panen secara parsial atau dengan skala kecil pada Januari-Maret 2024.
"Hampir di semua kabupaten sudah ada yang panen sesuai kondisi air irigasinya. Paling banyak di Kabupaten Sleman," ujar dia.
Dengan demikian, lanjut Andi, apabila diakumulasi, potensi produksi padi di DIY sejak Januari hingga Mei 2024 diperkirakan total mencapai 389.001 ton GKG atau setara 245.849 ton beras dengan luas lahan panen mencapai 68.121 hektare sawah.
Menurut Andi, DPKP DIY terus memastikan ketersediaan benih padi serta pupuk tetap memadai agar tidak terjadi gagal panen.
Dia juga meminta petani menyegerakan menanam padi dengan varietas yang tidak mudah roboh untuk mengantisipasi banjir.
"Untuk lahan-lahan tadah hujan yang kekurangan air perlu mengoptimalkan penggunaan pompa air, termasuk sumur bor yang ada," ujar dia.
Andi memastikan tidak ada kelangkaan pupuk bersubsidi di DIY sehingga mencukupi untuk memenuhi kebutuhan petani selama musim tanam (MT) 1 hingga Mei 2024.
"Intinya tidak ada kelangkaan pupuk bersubsidi, tapi memang alokasi dari pemerintah berkurang dibanding tahun lalu," ucap dia.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Syam Arjayanti mengatakan mundurnya masa panen padi mengakibatkan pasokan beras menurun sehingga berpengaruh pada harga beras di DIY.
Syam menyebut rata-rata harga beras di pasaran masih bertahan tinggi di kisaran Rp14 ribu sampai Rp15 ribu per kilogram (kg) untuk beras medium, dan Rp16 ribu sampai Rp17 ribu per kg untuk kualitas premium. "Ini karena permintaan tinggi, sementara pasokan menurun," kata dia.
Untuk mengendalikan harga tersebut, menurut dia, Dinas Perdagangan di level kabupaten/kota menggencarkan operasi pasar dan pasar murah di wilayah masing-masing.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DPKP DIY sebut potensi panen raya padi April-Mei capai 303.542 ton
Berita Lainnya
Tanaman padi seluas 570 hektare di Kulon Progo diasuransikan
Kamis, 18 April 2024 14:43 Wib
Dinas Pertanian Gunungkidul mencatat luas panen padi 12.209 hektare
Jumat, 29 Maret 2024 22:48 Wib
Akibat banjir, ribuan hektare sawah di Jateng gagal panen
Rabu, 20 Maret 2024 7:48 Wib
Dapat ganti rugi, tanaman padi petani Jepara, Jateng, akibat banjir
Senin, 18 Maret 2024 18:00 Wib
Petani Demak, Jateng, korban banjir peroleh asuransi
Kamis, 14 Maret 2024 10:04 Wib
PeaceSantren suarakan pesan damai via musik
Rabu, 13 Maret 2024 19:02 Wib
Produksi gabah di Kulon Progo Maret-April 24.412 ton
Selasa, 12 Maret 2024 18:46 Wib
Panen raya 560 ribu ton gabah kering di Demak, Jateng
Minggu, 10 Maret 2024 19:09 Wib