BPBD Bantul menyalurkan logistik kedaruratan korban dampak cuaca ekstrem

id BPBD Bantul ,Penanganan dampak cuaca ekstrem ,Bantuan logistik,Bantul,Tenda,Bangunan,Pangan,Kasau,Reng,Paku,Blandar,BPBD

BPBD Bantul menyalurkan logistik kedaruratan korban dampak cuaca ekstrem

Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. ANTARA/Hery Sidik.

Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta menyalurkan bantuan logistik kedaruratan berupa terpal maupun kebutuhan makan bagi korban atau pemilik rumah yang atap rumahnya rusak terdampak cuaca ekstrem.

"Kami dari BPBD Bantul berdasarkan asesmen dan keadaan darurat kita berikan bantuan logistik berupa terpal maupun makanan untuk keluarga," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antoni Hutagaol saat dikonfirmasi di Bantul, Minggu.

Menurut dia, terdapat 38 rumah warga yang rusak ringan pada atap akibat tertimpa pohon tumbang dampak cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang yang melanda daerah ini pada Sabtu (9/3).

Selain berdampak pada rumah, cuaca ekstrem tersebut juga berdampak pada tempat usaha dua titik, akses jalan 23 titik, jaringan listrik 22 titik, jaringan Telkom tiga titik, kendaraan satu titik, talud satu titik, dan fasilitas umum satu titik.

"Bantuan yang diberikan bisa juga bahan bangunan, namun bersifat 'support' setelah kita lihat berapa kerugiannya," kata Antoni yang juga pelaksana tugas (Plt) Sekretaris BPBD Bantul tersebut.

Dia menyebutkan, berdasarkan hasil asesmen petugas di lapangan, kebutuhan kebutuhan bahan bangunan itu berupa usuk/kasau  200 batang, 20 kayu reng ikat, genteng 2.500 biji, paku kasau 10 kilogram, paku reng 20 kilogram, belandar balik 10 biji, dan bahan bangunan lainnya.

Menghadapi cuaca ekstrem saat ini, BPBD Bantul juga sudah memperpanjang status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, dari sebelumnya yang berakhir pada 29 Februari menjadi hingga 31 Mei 2024.

"Perpanjangan status siaga itu karena berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Maret ini memasuki musim pancaroba, justru di musim pancaroba ini kita harus waspada dampak cuaca ekstrem," katanya.

Dia juga mengatakan, kewaspadaan kejadian pada musim pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau hampir sama dengan sebelumnya, yaitu kewaspadaan tentang hujan deras disertai angin kencang yang berdampak banjir dan pohon tumbang.

"Perpanjangan berdasarkan dari rilis BMKG dan situasi di lapangan, kami harus ada rilis dari BMKG, kalau tidak ada, tidak ada perpanjangan, jadi perpanjangan sampai Mei harapannya selama masa pancaroba itulah kita waspada," katanya.