Jakarta (ANTARA) - Mayoritas korban erupsi Gunung Ruang, Pulau Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara dilaporkan mengungsi ke rumah kerabat atau keluarga terdekat yang berada di luar pulau itu.
Pernyataan itu diungkapkan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dalam siaran daring Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Erupsi Gunung Ruang bersama jajaran pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Olly menjelaskan, pihaknya mencatat dari sejumlah posko pengungsian yang disiapkan hanya dihuni 25 orang warga Pulau Ruang. Sementara jumlah keseluruhan warga yang mengungsi ada sebanyak 600-700 orang warga.
“Mereka mayoritas mengungsi ke rumah kerabat atau keluarga di Manado, Bitung, Minahasa Utara,” kata dia.
Menurut dia, keamanan dan kenyamanan menjadi salah satu alasan para warga itu memilih mengungsi di rumah kerabatnya.
Terlebih mereka juga harus mengungsi dalam waktu yang cukup lama dibandingkan dengan para korban dari wilayah lain, karena sama sekali tidak boleh kembali bermukim di Pulau Ruang.
“Sudah menjadi keputusan bersama Pulau Ruang itu harus dikosongkan total para penduduknya akan direlokasi. Saat ini sedang disiapkan tempatnya di mana,” imbuhnya.
Kendati demikian, ia memastikan, selama masa siaga darurat bencana ini semua kebutuhan pokok mulai dari pangan, sandang dan kesehatan para korban tersebut akan dicukupi oleh pemerintah pusat maupun daerah.
Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan Gunung Ruang mengalami erupsi pada 17 April dan 30 April 2024.