Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengidentifikasi penyebab dugaan keracunan makanan yang menyebabkan 89 orang warga Padukuhan Joho, Kalurahan Kalitekuk, mengalami diare massal.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Ismono di Gunungkidul, Kamis, mengatakan Dinkes menerima laporan dari Panewu/Camat Semin pada Kamis (16/5) sekitar 11.00 WIB bahwa warga di Padukuhan Joho, Kalurahan Kalitekuk mengalami diare.
"Panewu melaporkan jumlah warga yang diare sebanyak 89 orang, yakni 79 orang di Padukuhan Joho dan 10 orang di luar Padukuhan Joho. Atas laporan tersebut, kami menerjunkan petugas untuk melakukan identifikasi penyebab diare tersebut," kata Ismono.
Ia mengatakan mereka mengalami diare, tetapi tidak disertai muntah. Dari 89 orang yang diare, ada lima orang yang dirawat di rumah sakit.
"Ada 13 orang yang dilarikan di Puskesmas Semin I. Lalu dirawat di Puskesmas Semin 1 ada empat orang, dan dibawa ke RSUD Wonosari satu orang, karena ruangan puskesmas penuh," katanya.
Ismono mengatakan berdasarkan hasil uji sampel, mereka mengalami diare diduga karena bakteri. Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan dari mana asalnya bakteri tersebut.
Berdasarkan pengakuan masyarakat di Joho, mereka mengonsumsi makanan untuk peringatan 1000 hari orang meninggal dunia itu dimasak pada Selasa (14/5) malam sekitar pukul 21.00 WIB, dan dibagikan pada warga Rabu (15/5) sekitar 13.00 WIB.
"Warga merasakan diare pada Rabu (15/5) 23.00 WIB sampai Kamis (16/5) sekitar 02.00 WIB," kata Ismono.
Dia mengatakan Dinkes melalui Puskesmas Semin I mengambil sampel makanan mulai dari daging rendang, bumbu rendang, tahu, cabai, hingga air untuk diperiksa di laboratorium. "Semoga tidak ada korban dan diare massal ini dapat diatasi," katanya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Semin I, Jumantoro mengatakan pihaknya menyiagakan sejumlah ambulans di Padukuhan Joho mengantisipasi sewaktu-waktu diperlukan warga.
Empat warga yang dirawat di Puskesmas Semin I karena diarenya terus menerus dan dikhawatirkan lemas, sehingga diperlukan cairan infus. Untuk satu orang yang dirawat di RSUD Wonosari, karena memiliki riwayat penyakit.
"Petugas masih ada di sana sekarang ini. Ambulans, Panewu, warga, Babinsa, Bhabinkamtibmas siaga. Jika kondisinya lemas, puskesmas siap 24 jam," kata dia.