Gempa Myanmar 7,7 magnitudo, korban meninggal capai 3.301 orang

id Gempa ,Myanmar,Korban meninggal

Gempa Myanmar 7,7 magnitudo, korban meninggal capai 3.301 orang

ilustrasi Personel Indonesia Search and Rescue (INASAR) berjalan memasuki pesawat usai mengikuti upacara pemberangkatan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (1/4/2025). Sebanyak 73 personel tim pencarian dan pertolongan Indonesia atau INASAR diberangkatkan untuk membantu korban bencana alam gempa bumi di Myanmar. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.

Beijing (ANTARA) - Jumlah korban meninggal akibat gempa bumi dahsyat yang mengguncang Myanmar terus meningkat tajam. Hingga Jumat (4/4), tercatat sebanyak 3.301 orang meninggal dunia, 4.792 orang mengalami luka-luka, dan 221 lainnya masih dinyatakan hilang, menurut laporan terbaru yang disiarkan China Central Television (CCTV).

Angka ini naik signifikan dari laporan sebelumnya yang mencatat 3.145 korban tewas dan 4.589 orang terluka.

Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang mengguncang pada Jumat (28/3) itu menjadi salah satu yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir di kawasan Asia Tenggara. Guncangannya terasa hingga ke negara-negara tetangga seperti Bangladesh, India, Laos, China, dan Thailand.

Menurut otoritas setempat, gempa dangkal tersebut tak hanya merobohkan bangunan dan menelan korban jiwa, tapi juga merusak jaringan pipa minyak bawah tanah serta memutus aliran listrik di berbagai wilayah.

Pemerintah Myanmar telah mengerahkan tanker-tanker minyak untuk menanggulangi krisis bahan bakar yang terjadi akibat kerusakan infrastruktur tersebut.

Upaya penyelamatan dan bantuan kemanusiaan terus mengalir. Sejumlah negara, termasuk Rusia dan Belarus, telah mengirimkan bantuan darurat dan tim penyelamat guna membantu penanganan korban di lokasi terdampak.

Pemerintah setempat terus bekerja keras untuk mencari korban yang hilang serta memulihkan kondisi pasca-bencana.

Sumber: Sputnik-OANA



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Korban meninggal gempa Myanmar capai 3.301 orang

Pewarta :
Editor: Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2025