Jakarta (ANTARA) - Pelatih Timnas Putri Indonesia Satoru Mochizuki, menyuarakan harapannya untuk mendapat waktu lebih lama dalam membangun skuat Garuda Pertiwi.
Pernyataan itu ia sampaikan usai timnya gagal melaju ke putaran final Piala Asia Putri 2026, menyusul kekalahan 1-2 dari Taiwan di Indomilk Arena, Kabupaten Tangerang, Sabtu (6/7).
Mochizuki menyiratkan keinginan untuk melanjutkan masa baktinya bersama timnas, yang baru ia tangani sejak Februari 2024. Meski belum berhasil memenuhi target lolos ke Piala Asia, ia optimistis dengan masa depan sepak bola putri Indonesia asal diberikan waktu dan ruang untuk membangun tim secara bertahap.
“Jadi memang kalau kita membangun tim itu membutuhkan waktu yang lama. Terus kita bangun sedikit demi sedikit supaya bisa menjadi kokoh. Makanya saya berpikir kalau bisa dikasih kesempatan, saya ingin membangun tim ini sedikit demi sedikit supaya bisa jadi tim yang sangat kuat,” ujar pelatih asal Jepang itu.
Baca juga: Telan kekalahan 1-2 dari Taiwan, Indonesia gagal ke Piala Asia Putri 2026 di Australia
Ia mencontohkan kesuksesan timnas putri Jepang yang menjuarai Piala Dunia 2011 dan meraih perak Olimpiade 2012, sebagai hasil dari proses panjang yang memakan waktu hingga tiga dekade. Mochizuki, yang kala itu menjabat asisten pelatih, berkomitmen untuk menularkan pengalaman serupa di Indonesia.
“Jepang untuk bisa mencapai prestasi itu mereka melakukan kerja keras dan perkembangan selama 10 tahun, 20 tahun, bahkan 30 tahun. Jadi saya juga ingin mengambil hal-hal yang baik yang bisa diterapkan di Indonesia dan ingin terus mengembangkan sepak bola putri di Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir belum memastikan masa depan Mochizuki. Ia mengatakan federasi akan mengevaluasi kinerja sang pelatih menjelang akhir kontraknya lima bulan mendatang.
Meski gagal di kualifikasi Piala Asia, Garuda Pertiwi akan segera mengalihkan fokus ke ajang ASEAN Women’s Championship 2025 yang akan digelar bulan depan di Vietnam. Mochizuki menegaskan tekad timnya untuk tampil kompetitif dan membidik gelar.
“Setiap ikut turnamen kita ingin menang dan juara. Sekarang kita berjuang ke arah sana. Jadi sekarang kita lagi memikirkan gimana caranya untuk menang,” katanya.
Baca juga: PSSI: Garuda Pertiwi tak bermain lepas saat dikalahkan Pakistan
Namun, dalam turnamen tersebut, timnas kemungkinan besar tidak diperkuat pemain diaspora karena jadwal kompetisi mereka di luar negeri. Kendati begitu, Mochizuki tetap percaya diri dengan kekuatan skuat yang ada.
“Kita nanti di AFF kemungkinan akan tanpa pemain diaspora, karena mereka bermain di liga. Tapi kita juga masih punya pemain-pemain bagus dan punya teknik yang luar biasa seperti Sheva, Helsya, Reva,” ungkapnya.
Di ASEAN Women’s Championship, Indonesia tergabung di Grup A bersama Vietnam, Thailand, dan Kamboja. Mochizuki melihat laga melawan Vietnam dan Thailand sebagai kesempatan berharga untuk mengukur dan meningkatkan level permainan timnas putri.
“Kita harus terus mencoba melawan mereka, kita lihat juga kekuatan mereka, dan kita harus terbiasa melawan mereka dan menang, sehingga kita terus bisa naik levelnya ke depan,” pungkasnya.
Baca juga: Klasemen terbaru kualifikasi Piala Asia Putri 2026 Grup D
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Satoru Mochizuki ingin diberi waktu lama membangun timnas putri