Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dam Geofisika (BMKG) memastikan kesiapan skema evakuasi dan penanganan pengungsian untuk mengantisipasi terjadinya eskalasi dari potensi tsunami yang berlaku aktif di lima provinsi.
Sebanyak lima provinsi yang berstatus waspada potensi tsunami, yakni Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat, sebagaimana peringatan dini tsunami yang diterbitkan BMKG pascagempa magnitudo 8,7 di Kamchatka, Rusia, Rabu pagi.
"Kami berterima kasih dan berharap semua petugas di daerah tetap membersamai masyarakat, pastikan kecukupan logistiknya dan tempat evakuasinya baik, sampai kondisi dinyatakan benar-benar aman," kata Sekretaris Utama BNPB Rustian dalam konferensi pers potensi tsunami yang disiarkan daring di Jakarta, Rabu petang.
Mskipun tsunami yang dipicu gempa di Kamchatka belum tentu membahayakan, katanya, langkah evakuasi tetap harus dilakukan demi keselamatan masyarakat.
“Yang penting ketika ada peringatan dini, kita bisa merespons dengan menghindar atau menjauh ke tempat yang lebih tinggi,” ujarnya ketika menyampaikan arahan kepada para kepala pelaksana BPBD tingkat provinsi, kabupaten, dan kota di lima provinsi tersebut.
BNPB mengonfirmasi bahwa laporan yang diterima hingga Rabu petang ini, sejumlah warga di kawasan pantai sudah melakukan evakuasi mandiri, salah satunya di Kota Jayapura, Papua 100 orang mengevakuasi diri dalam pendampingan tim petugas gabungan untuk menempati kawasan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) daerah setempat.
"Pengungsian bersifat mandiri. Juga ada yang menempati rumah keluarga mereka terdekat. Ya yang dalam waktu tidak lalu lama lagi sampai informasi ter-update masyarakat bisa kembali ke rumahnya masing-masing. Mudah-mudahan, ya" kata dia.
BMKG melaporkan hasil pemantauan tsunami hingga Rabu petang, menunjukkan anomali muka laut di beberapa lokasi, antara lain Jayapura setinggi 20 centimeter, Tapaleo Halmahera Tengah 6 centimeter, Sarmi (Papua) 20 centimeter, Sorong 20 sentimeter, Depapre Jayapura 20 sentimeter, Sausapor (Papua Barat) 20 centimeter, Beo Talaud (Sulawesi Utara) 5 centimeter, dan Daeo Majiko Morotai (Maluku Utara) 8 centimeter, sedangkan di Gorontalo tidak terdeteksi anomali muka laut.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menegaskan respons cepat terhadap ancaman bencana lebih baik daripada menunggu kejadian.
"Kalaupun ternyata tsunami tidak berbahaya tapi masyarakat sudah ada di daerah aman," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB-BMKG pastikan kesiapan pengungsian antisipasi eskalasi tsunami
