Yogyakarta (ANTARA) - Jogja Design Week 2025 menjadi ruang yang tepat untuk menumbuhkan ekosistem bisnis kreatif berbasis desain dan nilai lokal, kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Yuna Pancawati.
"Jogja Design Week 2025 merupakan hasil inisiatif bersama yang melibatkan banyak pihak dalam kerangka pentahelix, yakni pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif," katanya di Yogyakarta, Jumat.
Pada pembukaan Jogja Design Week 2025 bertema The Tale of Leather di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) Yogyakarta, Yuna mengatakan bahwa melalui semangat kolaborasi diharapkan lahir ide, inovasi, dan produk unggulan yang mampu bersaing di pasar global, khususnya dalam industri berbasis kulit.
"Tema The Tale of Leather dipilih karena kulit tidak hanya bahan industri, tetapi juga simbol filosofi hidup yang relevan dengan masyarakat Yogyakarta. Kulit itu kuat, lentur, dan bisa berevolusi tanpa kehilangan jati dirinya, seperti karakter masyarakat DIY yang kreatif dan adaptif terhadap zaman," ujarnya.
Yuna juga berharap Jogja Design Week 2025 yang berlangsung hingga 20 Oktober 2025 mampu menegaskan posisi Yogyakarta sebagai pusat desain nasional yang memadukan tradisi dan inovasi modern.
"Ajang ini juga diharapkan menjadi wadah kolaborasi desainer, pelaku UMKM, dan lembaga pendidikan kejuruan untuk mengembangkan potensi desain produk kulit," tutur Yuna.
Kepala Dinas Perindustrian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PerinkopUKM) Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto Raharjo menambahkan, Jogja Design Week 2025 juga melibatkan SMK dan sekolah kejuruan se-DIY.
"Jogja Design Week 2025 diharapkan dapat menciptakan sinergi antarpeserta dan membuka peluang pengembangan usaha berbasis desain. Ajang ini menjadi upaya aktivasi ruangan, sekaligus memberikan manfaat nyata bagi pelaku UMKM," katanya.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Hermawan dalam sambutannya menekankan pentingnya pengembangan desain yang berorientasi masa depan. Desain produk kulit harus terus dikembangkan.
Dalam desain, menurut dia, pola pikir pelaku industri kreatif Yogyakarta harus terus berkembang dan jangan berhenti pada desain yang sama sejak 20 tahun lalu. "Saya yakin dalam dua tahun ke depan Yogyakarta dapat menjadi referensi nasional dalam desain," ujarnya.
Ia mengatakan momentum Jogja Design Week 2025 harus menjadi titik balik untuk memperkuat sektor desain berbasis kulit di Yogyakarta. "Inilah pentingnya sinergi lintas sektor antara pemerintah kabupaten, kota, provinsi, akademisi, dan praktisi untuk membangun ekosistem desain yang berkelanjutan di DIY," tuturnya.
Jogja Design Week 2025 diikuti sejumlah peserta pameran, di antaranya Oriniki, Wahyu Leather, ISI Yogyakarta, Surya Production, Viena Leather, KIAS Leather, Landis, Smyva Leather, ASN Leather, VR Putra Collection, Fasya Collection, Base Artisan, dan Viki Leather.
