Brazil pecat Scolari dari kursi pelatih

id brazil pecat scolari

Brazil pecat Scolari dari kursi pelatih

Luiz Felipe Scolari (Foto antaranews.com)

Rio de Janeiro, Brazil (Antara/AFP Jogja) - Federasi sepak bola Brazil tidak akan memperpanjang kontrak pelatih timnas mereka Luiz Felipe Scolari, demikian media setempat, Senin, setelah juara dunia lima kali itu dipermalukan Jerman 1-7 di kandang.

Kabar tentang nasib Scolari itu muncul tepat sebelum Minggu tengah malam, beberapa jam setelah Jerman mengalahkan Argentina 1-0 di Rio de Jenairo untuk memboyong trofi Piala Dunia 2014.

Masyarakat Brazil telah menanti lama agar negara mereka bisa tampil di final dan memenangi turnamen tersebut.

Pada Sabtu, berbicara setelah Brazil kalah dari Belanda 0-3 dan gagal meraih tempat ketiga, Scolari mengatakan jika dia akan menyerahkan keputusan tentang masa depannya kepada federasi sepakbola Brazil CBF.

Kekalahan Jerman itu menjadi satu lagi pukulan bagi Brazil setelah mereka dibantai Jerman 1-7 di Mineirao Stadium, Belo Horizonte, Selasa.

Kekalahan itu adalah penampilan terburuk Brazil sejak mereka kalah di final Piala Dunia 1950 dari Uruguay di Rio de Jenairo, sebuah tragedi yang dikenal sebagai "Maracanazo".

    
                  Parreira juga keluar
   
CBF juga memecat seluruh anggota komite teknis, termasuk koordinator teknis Carlos Alberto Parreira, lapor media setempat.

Parreira telah membantu Brazil memenangi gelar juara dunia 1994.

Scolari (65), atau lebih dikenal sebagai Felipao, membawa Brazil menjuarai Piala Dunia 2002 di Jepang. Dia melatih kembali timnas Brazil pada Desember 2012, menggantikan Mano Menezes, sebelum Brazil menjadi tuan rumah Piala Konfederasi.

Brazil memenangi turnamen tersebut, dipandang sebagai gladi resik Piala Dunia 2014, dengan melumat juara bertahan Spanyol 3-0 di final.

Brazil kemudian mempersiapkan diri untuk menyambut apa yang mereka harapkan menjadi gelar juara dunia keenam bagi mereka.

Para kritikus tetap tidak yakin terhadap keputusan Scolari untuk membuang gaya khas Brazil "jogo bonito", yang sarat permainan trampil, dan sebaliknya fokus ke penggunaan kekuatan dan taktik kasar, dengan dalih hasil akhir lebih penting daripada permainan cantik.

Brazil keluar sebagai pemuncak grup A, namun harus menyelesaikan laga melawan Chile lewat adu penalti di babak selanjutnya.

Di perempat final, Brazil mengalahkan Kolombia 2-1, namun dalam pertandingan keras itu mereka kehilangan pemain kunci Neymar karena mengalami retak tulang punggung setelah dilanggar bek Kolombia Zuniga.

Ketika tim yang tidak didukung oleh Neymar menghadapi Jerman, dalam waktu 30 menit sudah jelas tampak jika mereka tidak akan lolos ke final.

Masyarakat Brazil tidak akan mudah melupakan bencana pada 8 Juli itu, dikenal sebagai "Mineirazo", sebuah kejadian yang mengguncang pendukung mereka di seluruh dunia.

    
                Siapa harus disalahkan?
   
Scolari bertanggung jawab penuh terhadap kekalahan memalukan Brazil. "Siapa yang bertanggungjawab dalam memilih pemain? Itu saya. Tanggung jawab untuk bencana besar ini adalah milik saya," kata dia kepada wartawan setelah pertandingan melawan Jerman.

Pada hari berikutnya, kapten Brazil Thiago Silva membela sang pelatih.

"Ini bukan kesalahan Felipao. Kami adalah satu tim, dan walaupun saya tidak berada di lapangan saya adalah bagian dari tim itu," kata Silva, yang melewatkan laga pembantaian 1-7 itu karena terkena larangan bermain.

Akan tetapi, Romario, pemain juara dunia 1994 dan sekarang menjadi anggota parlemen, mengatakan bahwa masalah persepakbolaan Brazil adalah politis dan federasi sepakbola negara itu lah yang harus disalahkan.

Satu hari setelah laga memalukan di semifinal, Romario mengatakan bahwa CBF diliputi oleh korupsi karena klub-klub memilih pemimpin yang sama selama bertahun-tahun.

"Sepak bola kami telah memburuk selama bertahun-tahun. Itu disebabkan oleh para pemimpin yang bahkan tidak punya kemampuan untuk melakukan juggling bola," kata Romario di dalam surat yang diposting di jejaring sosial.

"Mereka tinggal di kursi mewahnya, menikmati uang jutaan yang masuk ke rekening mereka," kata pemain yang membawa Brazil juara dunia tahun 1994 itu.

Dia mengatakan Presiden CBF Jose Maria Marin dan wakilnya, Marco Polo del Nero, yang akan mengambil alih jabatan pada 2015, "harus dipenjara".

    
(A059)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024