Surono: aktivitas Gunung Slamet berupa letusan embusan

id letusan embusan gunung

Surono: aktivitas Gunung Slamet berupa letusan embusan

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono.(antaranews.com)

Purwokerto (Antara Jogja) - Aktivitas Gunung Slamet di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, saat ini berupa letusan dan embusan asap, kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono.

"Hingga saat ini tidak terekam gempa-gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa status Gunung Slamet masih tetap "Siaga" (level III).

Menurut dia, hal itu diketahui berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, dalam 12 jam terakhir yang terbagi menjadi dua periode.

Dalam periode pengamatan yang dilakukan pada hari Rabu (17/9), pukul 18.00-00.00 WIB, Gunung Slamet teramati tujuh kali mengeluarkan sinar api setinggi 100-800 meter, enam kali melontarkan lava atau material pijar tinggi 200-500 meter dari puncak, serta terdengar lima kali suara dentuman sedang hingga kuat, sedangkan kegempaan terekam 48 kali gempa embusan, 11 kali gempa letusan, dan dua kali tremor harmonik.

Sementara pada hari Kamis (18/9), pukul 00.00-06.00 WIB, secara visual teramati satu kali letusan abu tebal kehitaman tinggi 500 meter dari puncak yang condong ke arah barat daya dan terdengar satu kali suara dentuman sedang, sedangkan kegempaan terekam 104 kali gempa embusan, 27 kali gempa letusan, dan satu kali tremor harmonik.

"Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius empat kilometer dari puncak Gunung Slamet karena merupakan daerah bahaya. Warga yang bermukim di luar radius tersebut agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa," kata pria yang akrab disapa Mbah Rono itu.

Sementara itu, warga di sejumlah wilayah Banyumas pada Kamis pagi tampak membersihkan rumah mereka yang kotor akibat terkena hujan abu dan pasir vulkanik.

 Salah seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Tanjung, Purwokerto, Evi mengaku telah membersihkan rumah sejak bersama anak-anaknya sebelum mereka berangkat sekolah.

 "Debu dan pasir vulkaniknya cukup tebal, sehingga kami harus kerja bakti untuk membersihkan rumah," katanya.

Seperti diwartakan, hujan abu dan pasir vulkanik terjadi pada hari Rabu (17/9) pascaletusan/erupsi Gunung Slamet yang sempat mengalami penurunan aktivitas selama empat hari.

Hujan abu dan pasir vulkanik itu menyebar ke sejumlah wilayah Banyumas karena terbawa angin yang bertiup ke arah selatan.

Wilayah yang dilaporkan pertama kali terkena hujan pasir, yakni Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, dan Dusun Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden.

Hingga Rabu sore, hujan abu dan pasir itu telah menjangkau kota Purwokerto dan malam harinya dilaporkan sampai di Kecamatan Kebasen. (KR-SMT)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024