Hujan abu Merapi karena embusan gas

id Hujan abu Merapi

Hujan abu Merapi karena embusan gas

Korban banjir lahar dingin Merapi (Dok ANTARA/Wahyu Putro) (dok antara)

Hujan abu itu disebabkan embusan gas dari dalam gunung dan bukan erupsi karena tidak ada tanda-tanda vulkanik erupsi," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo
Jogja (ANTARA Jogja) - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta Subandriyo mengatakan, hujan abu di beberapa daerah sekitar Gunung Merapi pada Minggu (15/7) petang disebabkan embusan gas dari gunung api itu.

"Hujan abu itu disebabkan embusan gas dari dalam gunung dan bukan erupsi karena tidak ada tanda-tanda vulkanik erupsi," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo di Yogyakarta, Senin.

Menurut Subandriyo, embusan gas yang kuat dari dalam Gunung Merapi tersebut bisa terjadi akibat perubahan sifat magma gunung pascaletusan 2010.

Saat ini, magma yang ada di dalam Gunung Merapi memiliki kandungan gas yang cukup tinggi yang selalu dilepaskan. "Tekanan yang kuat dari dalam dan jalan keluar yang sempit menimbulkan kejadian seperti Minggu petang kemarin," lanjutnya.

Setelah terjadi embusan gas yang cukup kuat tersebut, Subandriyo mengatakan, tidak diikuti gejala vulkanik lain sehingga aktivitas Gunung Merapi masih aktif normal.

"Tidak ada tanda-tanda kegempaan, serta tidak ada perubahan biokimia apapun sehingga ini bukan termasuk erupsi meski bisa disebut letusan vulkanik kecil," katanya.

Subandriyo mengatakan, di masa yang akan datang mungkin masih akan terjadi hal serupa meskipun tidak dapat diprediksi waktu terjadinya.

"Kejadian seperti embusan gas tersebut tidak diawali oleh gejala apapun. Saya kira, kondisi seperti ini juga pernah terjadi pascaletusan 1997," katanya.

Subandriyo kemudian meminta masyarakat, khususnya warga yang tinggal di kawasan rawan bencana untuk tetap tenang dan tidak panik.

"Masyarakat tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Tetapi untuk pendakian, akan lebih baik bila tidak dilakukan hingga ke puncak, cukup sampai di Pasar Bubrah," katanya.

(E013)