Dirut baru Pertamina diharapkan tuntaskan persoalan hulu-hilir

id dirut pertamina

Dirut baru Pertamina diharapkan tuntaskan persoalan hulu-hilir

Presiden Direktur PT Pertamina EP Ardiansyah (Foto: Antara/Aimmatul Choiriyah/14/ags)

Jogja (Antara Jogja) - Presiden Direktur PT Pertamina EP, Ardiansyah berharap Direktur Utama PT Pertamina yang baru mampu bekerja cepat menuntaskan persoalan pengelolaan migas di hulu dan hilir.

"Masalahnya sekarang `timing`-nya akhir tahun, sementara kami masih punya persoalan di hulu dan hilir," kata Ardiansyah seusai menjadi pembicara diskusi "Strategi Pengelolaan dan Bisnis Energi Masa Mendatang di Indonesia", di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat.

Ardiansyah mencontohkan masalah di hulu hingga saat ini yang menjadi pekerjaan berat adalah proses produksi.

Dalam tiga tahun terakhir, kata dia, pencapaian produksi PT Pertamina di tingkat hulu belum pernah memenuhi target.

"Memang dari segi finansial tidak terlalu jelek, tapi masih selalu di bawah target," katanya.

Oleh sebab itu, ia berharap pucuk pimpinan PT Pertamina yang baru lebih cepat menyesuaikan, dan sigap menentukan arah kerja perusahaan.

"Kami berharap dapat bekerja lebih cepat apakah akan ke arah yang berbeda atau melanjutkan apa yang sudah kami lakukan selama ini," kata Ardiansyah.

Sementara itu, Kepala Laboratorium Teknik Minyak dan Gas Bumi UGM Bardi Murrachman mengatakan Direktur Utama PT Pertamina yang baru harus mampu mengupayakan pemenuhan kebutuhan energi masyarakat dalam mengelola minyak dan gas.

Pasalnya, menurut dia, hingga saat ini produksi minyak dan gas Indonesia terus merosot tajam. Sebelumnya pengelolaan minyak Indonesia mampu memproduksi satu juta barel per hari, tetapi saat ini kurang dari 800 barel per hari.

"Padahal kebutuhan minyak kita masih mencapai 1,3 juta barel per hari," katanya.

Dengan kondisi tersebut, mengakibatkan Pertamina mengimpor minyak mentah 500-600 barel per hari. "Sehingga membuat Indonesia tidak lagi menjadi negara pengekspor minyak, tapi sudah menjadi net importir minyak," kata dia.

Ia juga beranggapan bahwa untuk memecahkan problem itu, PT Pertamina saat ini masih kekurangan tenaga ahli di bidang minyak dan gas. "Oleh karena itu, ke depan perlu merekrut banyak tenaga ahli, disamping `fress graduate`," katanya.

(KR-LQH)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024