Bantul (Antara Jogja) - Gabungan kelompok tani Desa Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengkhawatirkan hujan yang turun di wilayah tersebut akan mengakibatkan lahan pertanian setempat terendam banjir.
"Di sini (Desa Parangtritis) ada puluhan hektare yang bisa terendam banjir apabila turun hujan terus-menerus, tentu ini menjadi kekhawatiran sendiri bagi petani," kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Parangtritis, Bantul, Kadiso, Jumat.
Menurut dia, petani di pesisir selatan Bantul tersebut khawatir lahannya terkena banjir yang sudah menjadi langganan setiap tahun, hal itu karena lokasi lahan garapan wilayah pantai tersebut lebih rendah dibanding dengan daerah yang berada di utaranya.
"Ketika hujan lebat yang terjadi di daerah utara atau Yogyakarta dan sekitarnya, daerah kami juga terancam banjir, terutama lahan pertanian di sekitar sungai Opak," katanya.
Pihaknya memperkirakan ada sekitar 20 hektare lahan pertanian di wilayahnya yang terancam banjir jika terus-menerus turun hujan, sehingga bisa berakibat pada kerusakan tanaman yang ditanam petani maupun warga pesisir setempat.
"Saat ini sebagian lahan ditanami cabai maupun bawang merah, padahal tanaman cabai sangat rentan terhadap banjir, sedikit terendam air saja bisa busuk," katanya.
Menurut dia, berkaca pada tahun sebelumnya kawasan mereka pernah terendam air pada 2010, setidaknya ada sekitar 60 hektare tanaman cabai dan bawang merah yang terendam banjir sehingga berakibat pada kerusakan tanaman hingga gagal panen.
"Saat ini petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah, karena saat itu harga cabai dan bawang merah sedang bagus, seingat saya sekitar Mei dan September, dan pada 2011 kembali terendam tetapi hanya sekali," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto, mengatakan pihaknya mengimbau masyarakat termasuk petani untuk mewaspadai bahaya banjir yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
"Terutama di dekat aliran sungai yang berhulu dari Gunung Merapi menjadi titik rawan banjir, karena biasanya ada luapan lahar dingin yang bisa larut terbawa air hujan, jadi mereka harus waspada," katanya.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Petani muda Indonesia mengoptimalkan pertanian di lahan rawa
Sabtu, 20 April 2024 17:53 Wib
DLHK DIY: Rehabilitasi lahan Merapi untuk meningkatkan kondisi tata air
Rabu, 3 April 2024 19:55 Wib
Gubernur DIY mencanangkan rehabilitasi lahan kawasan Gunung Merapi
Rabu, 3 April 2024 19:54 Wib
BRIN: Punya akurasi tinggi, penginderaan jauh
Jumat, 29 Maret 2024 11:23 Wib
Jateng data lahan pertanian terkena banjir
Kamis, 21 Maret 2024 7:40 Wib
Akibat banjir, ribuan hektare sawah di Jateng gagal panen
Rabu, 20 Maret 2024 7:48 Wib
Awas, potensi pelanggaran HAM di proyek wisata baru
Selasa, 19 Maret 2024 7:50 Wib
Anomali bencana alam tengah dihadapi Indonesia
Senin, 11 Maret 2024 18:41 Wib