Serapan pupuk urea bersubsidi Bantul 92 persen

id pupuk

Serapan pupuk urea bersubsidi Bantul 92 persen

Pupuk bersubsidi (antaranews.com)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat serapan pupuk urea bersubsidi di wilayah setempat mencapai sekitar 92 persen dari total alokasi selama 2014 sebanyak 11.716 ton.

"Serapan pupuk urea bersubsidi sampai saat ini sebanyak 10.812 ton atau sekitar 92 persen, tetapi kami belum tahu sampai akhir tahun nanti bisa berapa persen," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul melalui staf Seksi Data dan Sarana Pertanian Waston Nurhadi, Minggu.

Menurut dia, secara umum serapan pupuk bersubsidi jenis urea berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya mencapai seratus persen, bahkan Bantul pernah minta tambahan jenis urea karena alokasi yang diberikan pemerintah masih kurang.

"Kebutuhan pupuk urea di Bantul per tahun memang mencapai sekitar 11.700 ton, dan tahun lalu serapannya (urea) mencapai seratus persen, bahkan ada realokasi tambahan dari pemerintah," katanya.

Ia mengatakan serapan pupuk bersubsidi di Bantul belum mencapai seratus persen karena minat petani dalam menggunakan pupuk berimbang terus meningkat, bahkan sejumlah pupuk bersubsidi lainnya seperti Ponska dan jenis ZA diminati.

"Ada lima jenis pupuk subsidi yang diberikan pemerintah, sekarang ini Ponska dan ZA sudah diminati, karena kebutuhan urea di Bantul yang sekitar 11.700 ton itu, petani belum menggunakan pupuk berimbang," katanya.

Pihaknya berharap penggunaan pupuk berimbang atau tidak memfokuskan pada urea semakin diminati para petani, demi kesuburan lahan yang terus terjaga maupun keberlanjutan di sektor pertanian tersebut.

Sementara itu, kata dia untuk pupuk bersubsidi jenis SP-36 dari alokasi 1.343 ton sudah terserap 1.033 ton, pupuk ZA dari alokasi 2.823 ton terserap 2.875 ton, kemudian Ponska alokasi 7.156 ton terserap 5.495 ton ,dan Petroganik dari alokasi 4.730 terserap 2.838 ton.

"Secara keseluruhan serapan pupuk bersubsidi di Bantul tiap tahun mencapai 80 persen, dan kami harapkan serapannya terus naik terutama pupuk berimbang lainnya (non-urea), bahkan kalau bisa alokasinya terus bertambah," katanya.

(KR-HRI)