Petani tembakau Sleman mulai panen

id tembakau

Petani tembakau Sleman mulai panen

Ilustrasi petani tembakau (foto antaranews.com)

Sleman (Antara Jogja) - Petani tembakau di wilayah Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai merasakan manfaat budi daya komoditas tersebut karena beberapa daun yang tumbuh sudah mulai dapat dipanen.

"Sejak beberapa hari lalu sudah bisa memetik daun tembakau, meskipun itu masih merupakan panen daun kering yang pertama tumbuh dan belum daun tembakau yang berkualitas baik," kata petani tembakau dari Dusun Gatak, Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Wagiran, di Sleman, Jumat.

Ia mengharapkan kemarau panjang pada 2015 membuat hasil panen tembakau dapat lebih optimal dan kualitas tembakau lebih baik sehingga harga jualnya juga bagus.

"Tembakau kering panenan pertama saat ini di pasaran laku dijual seharga Rp25 ribu sampai Rp30 ribu per kilogramnya," katanya.

Ia mengharapkan kualitas daun tembakau untuk panen berikutnya lebih baik, sedangkan harga juga akan semakin naik.

"Diharapkan panen-panen berikutnya harga tembakau terus naik, dan pada panenan terakhir atau keenam bisa mencapai Rp125 ribu per kilogram, untuk tembakau yang terbaik" katanya.

Seorang petani tembakau dari Dusun Grumbul Gede, Selomartani, Kalasan, Eko Anggiarto, mengatakan kemarau panjang pada 2015 memang cukup menguntungkan bagi para petani tembakau.

"Musim panas yang tanpa diselingi hujan ini memang menjadikan kualitas tembakau lebih baik," katanya.

Ia mengaku tembakau yang ditanam di lahan seluas 4,5 hektare itu sebagian mulai dipanen.

"Sekali petik, dua hektare tembakau mampu menghasilkan 12 kuintal, sedangkan tiap pohon tembakau mampu dipetik atau dipanen hingga enam kali," katanya.

Seorang petani lainnya dari Krendosari, Selomartani, Kalasan, Parjono, mengatakan jika cuaca mulai tidak mendukung maka dirinya akan mempercepat panen.

"Butuh empat minggu untuk memanen tembakau tersebut. Tapi lihat cuaca, kalau hampir hujan kami akan mempercepat panennya," katanya.
V001
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024