BI membantu oetani Laboratorium Mini Starter MA-11

id bawang merah

BI membantu oetani Laboratorium Mini Starter MA-11

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo menanam bawang merah di Desa Srikayangan. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan bantuan Laboratorium Mini Starter MA-11 kepada Kelompok Tani Sido Makmur Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo.

"Kami menginginkan kapasitas produksi bawang merah yang ramah lingkungan. Untuk itu, kami membangun laboratorium mini Starter MA-11 dalam rangka membantu petani menghasilkan benih yang berkualitas tinggi dan organik," kata Kepala Kantor Perwakilan BI DIY Budi Hanoto di Kulon Progo, Senin.

Ia mengatakan laboratorium ini sangat penting sekali, karena dalam hal pembenihan, laboratorium akan berfungsi untuk menjamin suatu kondisi benih yang berkualitas tinggi dan organik, mempunyai fungsi mikroba aktif dan pestisida ramah lingkungan.

BI akan kembangkan lagi dan menggali potensi yang ada, sehingga bisa mengendalikan harga dengan tunda jual, mengatur mekanisme, dari benih, dari produksi, dari sisi marketingnya.

Bank Indonesia sangat peduli terhadap bawang merah karena merupakan salah satu Kebutuhan pangan pokok yang memang harus dikendalikan harganya.

"Kalau sudah bagus hilirisasi, kami harus atur lagi mekanismenya agar harga bisa dipatok, dengan tunda jual agar harga bisa stabil," katanya.

Kepala Desa Sriyakangan Aris Rusyanto mengatakan luas persawahan di Desa Srikayangan seluas 215 hektare, namun tidak seluruhnya dapat ditamanan untuk tanaman bawang merah karena sebagian petani menanaminya dengan pakan ternak. Meski demikian, desa kawasan penyangga bawang merah mulai ditanami, seperti di Desa Sukoreno, Desa Demangrejo, dan Desa Tuksono yang luasanya lebih dari 700 hektare.

"Pemkab melalui Dinas Pertanian dan Pangan perlu melakukan komunikasi dengan kelompok tani, supaya tahun depan rencana pengembangan kawasan tanaman bawang merah dapat terealisasi," katanya.

Aris mengatakan kendala utama penanam bawang merah di Desa Srikayangan adalah jaringan irigasi. Pemkab dan BBWSSO menjanjikan akan membangun jaringan irigasi, namun ditunggu selama dua tahun terakhir tidak realisasi. Begitu juga dengan Bendungan Drigul yang juga belum berfungsi secara optimal.

"Kami mengerti keadaan ini, namun kami tetap berharap pemkab memberikan bantuan untuk pembuatan jaringan irigasi. Selain itu, kami berharap pemkab melakukan normalisasi saluran irigasi Srikayangan-Demangrejo yang selama ini menjadi penyebab banjir di Desa Srikayangan saat musin hujan," katanya.

Saat ini, kata Aris, BI dan Pemkab Kulon Progo memberikan pelatihan sekolah lapangan terhadap petani bawang merah di Dusun Pergiwatu dan Dusun Plumutan.
"Sekolah lapangan ini sangat bermanfaat bagi petani, khususnya bagaimana petani harus bertindak saat tanam ataupun saat ada serangan hama," katanya.


(U.KR-STR)