Sentra kerajinan kulit Pucung angkat ekonomi warga

id Sentra kerajinan kulit Pucung angkat ekonomi warga

Sentra kerajinan kulit Pucung angkat ekonomi warga

Produk kerajinan kulit tatah sungging Pucung, Desa Wukirsari, Bantul, DIY (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (ANTARA Jogja) - Sentra kerajinan kulit tatah sungging Pucung, Desa Wukirsari, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengangkat perekonomian ratusan perajin yang merupakan warga setempat.

Ketua paguyuban perajin kulit tatah sungging Pucung, Suyono, Rabu, mengatakan, keberadaan sentra ini telah memberikan pekerjaan kepada sekitar 80 persen dari total 800 warga setempat.

"Produk kerajinan kulit yang dihasilkan di antaranya wayang, pigura, kap lampu, kap lilin, pembatas kertas dan aneka souvenir kulit. Berbagai kerajinan itu dijual seharga Rp5.000 hingga jutaan rupiah per buah," katanya.

Menurut dia, sentra kerajian yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu ini berawal dari sesepuh perajin yang dahulunya merupakan abdi dalem Keraton Ngayogyokarto yang kemudian secara turun-temurun mewariskan kepada generasi muda di daerah ini.

Ia berharap sentra Pucung yang juga menjadi salah satu tujuan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ini dapat terus berkembang dan produk kerajinan semakin dikenal luas hingga ke luar negeri.

"Berbagai produk kerajinan kulit saat ini telah diminati warga dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Bahkan telah merambah ke sejumlah negara seperi Kanada dan India," katanya.

Menurut dia, dalam sebulan nilai transaksi berbagai kerajinan kulit ke berbagai daerah tersebut sedikitnya mencapai Rp100 juta lebih dengan jumlah ribuan buah kerajinan.

"Jelas itu berdampak pada perajinnya, karena pada saat-saat libur sekolah atau libur Lebaran, pesanan kerajinan banyak, dan paling tidak bisa menciptakan lapangan kerja," katanya.

Ia yang juga pemilik sanggar kerajinan "Maju Karya" ini mengatakan, dengan mempekerjakan sebanyak 27 karyawan setidaknya dalam sehari bisa memproduksi hingga 100 lebih berbagai macam kerajinan.

"Kalau tiap orang sih rata-rata sehari bisa 10 sampai 15 kerajinan kecil-kecil, namun kalau besar seperti wayang atau pigura satu buah bisa satu hingga dua hari, tergantung tingkat kesulitan," katanya.

(KR-HRI)