Pembudiaya lele di Kulon Progo "gulung tikar"

id lele

Pembudiaya lele di Kulon Progo "gulung tikar"

Ilsutrasi budi daya lele (perikananindonesia.blogspot.com)

Kulon Progo (ANTARA Jogja) - Kenaikan harga pakan ikan menyebabkan 30 persen pembudidaya lele di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, gulung tikar atau bangkrut.

"Sejak Oktoter, sudah terjadi kenaikan harga pakan ikan sebanyak tiga kali, dari harga semula Rp205 ribu per sak naik menjadi Rp233 ribu, berakibat 30 persen pembudidaya lele gulung tikar," kata Direktur Pemberdayaan Masyarakat Miskin, FSP Kulon Progo, Wagiran, Selasa.

Dia mengatakan hal ini sangat menghambat munculnya pembudidaya ikan baru di Kulon Progo.

Wagiran mengatakan, harga pelet juga mengalami kenaikan dua kali setiap saknya. sekarang, harga pelet mencapai Rp235 ribu.

"Kenaikan harga pakan dan pelet sangat memberatkan pembudaya ikan, terutama bagi pemula. Untuk pebudidaya ikan, 80 persen komponen biaya berasal dari pakan. Untuk pebudidaya yang sudah mandiri juga berpengaruh, tapi tidak fatal," kata Wagiran.

Dampak kenaikan harga ini, kata dia, menyebabkan 20 hingga 30 persen pembudaya ikan di Kulon Progo gulung tikar atau bangkrut.

Meski demikian, masih banyak pembudidaya yang mencoba menyiasati dengan mengurangi volume dan mencari terobosan pakan. Selain itu, pembudidaya itu beralih dari budidaya lele ke gurami yang lebih mudah.

"Kalau gurami tidak terlalu rumit pakannya. Pembudidaya yang tetap bertahan, biasanga ganti dari lele ke gurami. Mereka juga mengurangi volumenya misalnya dari 10 kolam menjadi lima kolam saja," terangnya.

(KR-STR)