HSNI: nelayan tidak siap operasikan kapal besar

id kapal nelayan

HSNI: nelayan tidak siap operasikan kapal besar

Ilustrasi, Kapal Nelayan ukuran besar (Foto Antara)

Gunung Kidul (ANTARA Jogja) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengakui nelayan tradisional belum siap mengoperasionalkan kapal besar di atas 10 grosston karena tingkat kemampuan sumber daya manusia yang rendah.

"Terus terang, kami mengakui bahwa kami belum siap mengoperionalkan kapal dengan ukuran di atas 10 grosston. Kami ini awalnya seorang petani, yang sampai saat masih menyesuaikan diri menjadi nelayan dan terus berusaha memahami laut. Sangat sulit bagi kami mengoperasikan kapal di atas 10 grosston," kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPC HSNI) Gunung Kidul, Rujimantoro, Rabu.

Rujimantoro mengatakan, HSNI Gunung Kidul kecewa dengan sistem pelatihan peningkatan kemampuan nelayan dalam mengoperasionalkan kapal di atas 10 grosston. Sebab, nelayan dibiarkan melaut dan mengoperasikan kapal besar tanpa didampingi pelatih. Padahal, nelayan sama sekali tidak memahami fungsi peralatan hingga cara pemakainnya.

"Kami beberapa kali mendapatkan pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunung Kidul bersama pihak ketiga. Tetapi, kami sangat kecewa pelatih atau pendamping yang memberikan pelatihan membiarkan kami melaut tanpa bekal ilmu yang memadai," kata dia.

Menurut dia, untuk mengoptimalkan hasil tangkapan ikan dan pemanfaatan potensi laut di Gunung Kidul, hanya membutuhkan penguatan modal melalui pengembangan usaha mina perdesaan (PUMP) dan peralatan tangkap lengkap yang dapat digunakan kapal jukung.

"Kami menyadari, potensi ikan di perairan selatan sangat banyak dan belum kami manfaatkan secara optimal. Tetapi kami juga menyadari kemampuan SDM kami belum memadai untuk mengoperasionalkan kapal ukuran besar. Kami hanya memohon, pemerintah memberikan bantuan peralatan tangkap yang lengkap," kata dia.

Pada 2013, kata dia, sebanyak 18 kelompok nelayan Gunung Kidul mendapat bantuan PUMP dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar Rp1,8 miliar. Bantuan tersebut dimanfaatkan nelayan untuk pembelian alat tangkap, modal melaut hingga memperbaiki kapal yang rusak.

"Bantuan kapal kecil dan penguatan modal, akan lebih bermanfaat bagi kami ketimbang bantuan kapal besar. Kami optimistis, dengan peralatan yang lengkap, hasil tangkapan ikan akan meningkat," kata dia.

Ketua Kelompok Nelayan Mina Samudra Baron, Sunardi mengatakan, nelayan Gunung Kidul mengharapkan pemerintah memberikan bantuan alat tangkap. Sebab, dengan kemampuan nelayan saat ini, bantuan peralatan sangat dibutuhkan dibandingkan bantuan kapal yang tidak dapat dimanfaatkan maksimal oleh nelayan.

"Kami sangat mengucapkan terimakasih kepada pemerintah baik kabupaten, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah memberi bantuan kepada nelayan Gunung Kidul. Tapi, kalau boleh memilih, kami memohon bantuan yang dapat dimanfaatkan nelayan dalam jangka pendek seperti jaring, dan rumpon," kata dia.

(KR-STR)