Biennale Jogja XII libatkan 40 perupa Arab

id Bienale

Biennale Jogja XII libatkan 40 perupa Arab

Ilustrasi karya dalam Biennale Jogja (jogjanews)

Jogja (Antara Jogja) - Biennale Jogja XII Equator #2 yang akan digelar di Yogyakarta, 16 November 2013 - 6 Januari 2014 akan melibatkan sebanyak 40 para perupa dari Mesir, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab.

"Selain mereka akan berpameran, berkarya juga akan berdialog dengan seniman dan kelompok-kelompok seni di Indonesia," kata Direktur Artistik Biennale Equator #2 Farah Wardani di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia saat Roadshow sosialisasi Biennale Jogja XII Equator #2 di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Biennale Equator #2 adalah seri kedua dari proyek Biennale Equator yang diluncurkan Yayasan Biennale Yogyakarta sejak 2011 lalu.

Biennale Equator #2, kata dia akan dikuratori oleh Agung Hujatnikajennong dari Indonesia, Sarah Rifky dari Mesir, sementara proyek ini terselenggara bekerja sama dengan negara-negara Arab sebagai rekanan.

"Februari ini kami (kurator dan direktur) akan melangsungkan lawatan keliling ke tiga kota besar di Indonesia untuk rangkaian sosialisasi Biennale Equator #2, seperti Yogyakarta (21/2), kemudian Bandung (23/2) dan Jakarta (24/2)," katanya.

Ia mengatakan, berkaitan dengan pemahaman posisi dan orientasi Biennale Equator diantara biennale internasional lainnya hubungan Indonesia dengan negara-negara Arab menjadi isu yang semakin penting didiskusikan saat ini.

"Perubahan-perubahan ekonomi dan politik global telah muncul kesadaran baru diantara para pelaku seni termasuk Asia-Pasifik dan Arab, untuk melakukan inisiatif dalam bentuk pameran internasional, art fair dan program seniman yang pada akhirnya membentuk topografi baru seni rupa internasional," katanya.

Sementara Agung Hujatnikajennong, kurator dari Indonesia mengatakan, situasi kompleks ini disatu sisi membuka kemungkinan-kemungkinan bagi seniman untuk bereksperimen dan berinteraksi dengan dunia.

Namun, kata dia disisi lain seniman juga harus berhadapan dengan mekanisme baru yang tidak dapat diprediksi dan memiliki potensi yang dapat meredukasi otonomi kultural mereka sebagai individu.

"Kerangka kuratorial ini diharapkan mampu membaca dan memikirkan ulang fungsi dan posisi seni dalam masyarakat kontemporer," katanya.

Bersama dengan pameran dan residensi seniman, rangkaian program Biennlae Equator #2 disertai dengan beberapa program yaitu festival equator, pararel event, simposium equator, artist talk dan workshop.

"Dalam pelaksanaanya Biennale Equator #2 akan melibatkan seluruh elemen masyarakat Yogyakarta, karena keistimewaan Yogyakarta dengan produktivitas dan kreativitas masyarakatnya dapat kita kabarkan ke seluruh dunia," kata Direktur Artistik Biennale Equator Farah Wardani.

(KR-HRI)