Semarang (Antara Jogja) - Tabuhan beduk dan rebana di tengah-tengah ribuan peserta dan masyarakat menjadi awal dimulainya karnaval seni dan budaya Dugderan di Halaman Balai Kota Semarang, Senin.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Nurjanah berharap semaraknya kegiatan tersebut memberikan nilai lebih pada karnaval yang sudah dilakukan secara tahunan untuk menyambut Ramadan 1434 Hijriah.
Sebelum pemberangkatan para peserta dari Balai Kota menuju Masjid Agung Kauman, Kepala Disbudpar Kota Semarang Nurjanah beserta Plt. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang mengenakan pakaian adat Jawa menyampaikan sambutan juga dengan bahasa Jawa.
Tidak hanya sambutan yang menggunakan bahasa Jawa dan iringan gamelan, tetapi ada juga beberapa peserta yang mengenakan pakaian dengan berperan sebagai prajurit Ki Ageng Pandanaran.
Sesuai dengan tema karnaval seni dan budaya yang diusung "Kebersamaan Dalam Keberagaman", para peserta juga berasal dari beragam etnis yakni Jawa, China, dan Arab dengan pasukan Bhinneka Tunggal Ika.
Pada karnaval tahun ini bahkan ada peserta yang mengenakan kostum wayang orang, pasukan berkuda, dan jumlah peserta diperkirakan hampir mencapai 5.000 orang.
Peserta karnaval diawali dengan pasukan pejalan kaki sebanyak 500 orang dari 16 kecamatan, pasukan drumband, pasukan rebana, tek-tek, kemudian pasukan pembawa kembang manggar, pembawa Warak Ngendok, pasukan Bhinneka Tunggal Ika.
Di bagian akhir deretan karnaval, setelah pasukan pejalan kaki, yakni pasukan kereta kencana untuk Plt. Wali Kota Semarang beserta istri, kemudian bendi hias yang dinaiki pejabat dari kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Kota Semarang menuju Masjid Agung Kauman Semarang.
Untuk memeriahkan kegiatan, sekitar 100 mobil hias warak juga ikut dalam karnaval meskipun rute yang diambil berbeda, yakni melewati Jalan Pemuda, Jalan Gajahmada, Simpang Lima, Jalan Ahmad Yani, Jalan Brigjen Sudiarto, Jalan Gajah, dan berakhir di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Di Masjid Kauman Semarang, Plt. Walikota Semarang selaku Kanjeng Bupati R.M.T. Aryo Purbaningrat membacakan sukuf halakoh dan pemukulan beduk diiringi dengan bom udara.
Acara di Masjid Kauman Semarang diakhiri dengan pembagian ganjelril dan air khataman Alquran kepada masyarakat, sedangkan Plt. Wali Kota dan rombongan menggunakan bus melanjutkan kegiatan di MAJT.
Adanya penutupan sejumlah jalan yang digunakan untuk rute karnaval, menjadikan arus lalu lintas jalan alternatif menjadi tersendat.
(N008)