Sleman (Antara Jogja) - Satuan Reserse Kriminal Polres Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan peristiwa empat warga Gunungkidul yang tersambar kereta api di Dusun Mangunan, Desa Kalitirto, Kecamatan Berbah, Kamis malam (3/10) murni kecelakaan.
"Setelah kami meminta keterangan sejumlah saksi, termasuk korban selamat kasus tersebut murni kecelakaan, dan tidak ada unsur lainnya," kata Kasat Reserse Kriminal Polres Sleman AKP Heru Muslimin, Jumat malam.
Menurut dia, kejadian tersebut karena keempat korban, tiga di antaranya meninggal dunia, kurang hati-hati dan tidak sadar tempat berbahaya, dan mereka duduk-duduk di tepi rel KA.
"Para korban sebenarnya sudah diingatkan satu temannya agar minggir saat ada kereta api lewat, namun mereka tidak menghiraukannya," katanya.
Seperti diberitakan, empat orang karyawan sebuah rumah makan di Dusun Mangunan, Desa Kalitirto, Kecamatan Berbah, Kamis malam (3/10) tersambar kereta api saat sedang duduk-duduk di tepi rel KA wilayah setempat.
Akibat dari kejadian tersebut satu orang meninggal di tempat kejadian, dan dua orang meninggal di rumah sakit, dan satu orang luka ringan.
Tiga korban meninggal yakni Bekti (17) dan Yanti (25) keduanya warga Ngalang, Gedangsari, Gunung Kidul, serta Tika (14) warga Kebonjero, Pengkol, Nglipar, Gunung Kidul.
Sedang satu korban luka adalah Triya (16) warga Ngalang, Gedangsari, Gunung Kidul.
Kejadian tersebut bermula ketika Kamis malam (3/10) seusai bekerja di rumah makan, mereka berlima bersama dengan saksi Subariyadi berjalan-jalan di daerah belakang rumah makan, kemudian mereka duduk-duduk di tepi rel kereta api (KA).
"Bekti mengajak keluar untuk main. Kami pun pergi menuju perlintasan KA yang berada beberapa ratus meter di sebelah selatan dari tempat kerja," kata Subariyadi.
Menurut dia, saat mereka duduk di tepi rel KA, dirinya melihat dari arah barat (Yogyakarta) ada kereta akan melintas.
"Saya kemudian menjauh dari rel, dan meminta teman-teman yang lain untuk menjauh. Karena kereta masih terlihat jauh, mereka tidak mengindahkan. Saya sudah mengingatkan, tapi malah dibilang `ndeso` (kampungan)," katanya.
Namun naas, saat kereta melintas, Subariyadi yang berada jauh di belakang melihat keempat temannya tersambar kereta api, dan jatuh terpental di batu-batu penopang rel.
"Saya mencoba mendekati mereka yang tergeletak di bebatuan. Saat saya pegang, di tubuh Bekti ada darah, begitu juga yang lain," katanya.
Subariyadi kemudian berteriak meminta tolong, sehingga warga yang mendengar teriakan tersebut berdatangan dan membawa keempat korban yaitu Bekti, Yanti, Tika bersama Triya ke Rumah Sakit Panti Rini, Kalasan.
Namun, karena luka di kepalanya cukup parah, belum sampai mendapatkan perawatan medis Bekti sudah meninggal. "Yanti meninggal tadi pagi sekitar Subuh, Tika siangnya sekitar hampir jam dua belas," katanya.
Sementara itu, Triya, salah satu korban selamat, dan hanya mengalami luka lecet di bagian tangan mengaku tidak mengingat secara pasti kejadian itu. Sebab, begitu kereta melintas di depannya, dia pun ikut jatuh ke belakang bersama ketiga temannya yang lain.
"Saya tidak ingat betul, posisinya itu di timur Bekti, Yanti, Tika dan saya, tahu-tahu saya ikut jatuh begitu," katanya.
(V001)
Berita Lainnya
Empat remaja luka akibat balon udara meledak di Ponorogo, Jatim
Selasa, 14 Mei 2024 7:24 Wib
Kecelakaan di jalur menuju Bromo, Jatim, telan empat korban jiwa
Selasa, 14 Mei 2024 1:08 Wib
OJK beri sanksi empat pelaku pasar modal di Indonesia
Senin, 13 Mei 2024 20:03 Wib
Empat bacalon independen tak serahkan syarat dukungan di Pilkada DKI Jakarta 2024
Senin, 13 Mei 2024 6:09 Wib
Celta Vigo dibekap, Atletico Madrid puncaki empat besar
Senin, 13 Mei 2024 5:58 Wib
Empat siswa STIP Jakarta jadi tersangka penganiayaan junior hingga tewas
Kamis, 9 Mei 2024 10:00 Wib
Minibus tertabrak KA, empat penumpang meninggal
Selasa, 7 Mei 2024 15:47 Wib
Empat pemain timnas U-23 Indonesia laik berlaga di Serie B
Senin, 6 Mei 2024 13:05 Wib