Stipram: pariwisata perlu dijadikan produk unggulan

id produk unggulan

Stipram: pariwisata perlu dijadikan produk unggulan

Ilustrasi batik produk China (Foto antaranews.com)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Pariwisata sebagai aset nasional perlu dibuat kreasi menjadi suatu produk unggulan yang solid, sinergis, berkualitas, dan berkesinambungan, kata Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta Suhendroyono.

"Dengan demikian dapat menjadi `leading market`, mengejar bahkan mengungguli negara tetangga dalam bidang pariwisata," katanya pada wisuda lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (Stipram) Program Diploma Tiga (D-3) dan Strata Satu (S-1), di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, pariwisata adalah aset nasional yang tidak terhitung nilainya karena tidak semua negara memilikinya. Indonesia sangat kaya aset wisata, tetapi apa artinya aset sebesar itu jika bangsa ini tidak mampu mengolahnya.

"Kita lihat capaian negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam yang cukup fantastis yang telah mereka raih dibandingkan dengan kita. Padahal mereka tidak punya apa-apa sebagai aset wisatanya," katanya.

Ia mengatakan modal utama mereka adalah iklim di daerah khatulistiwa untuk dibuat kreasi pada industri wisatanya dan betul-betul digarap secara seksama.

"Seluruh lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan pariwisata seperti pemerintah dan industri mendukungnya. Hal itu benar-benar menjadi tantangan serius bagi dunia pariwisata Indonesia," katanya.

Menurut dia, Indonesia harus segera mengemas hasil penelitian dalam kemasan "global tourism behavior". Pariwisata saat ini sudah dianggap sebagai ilmu mandiri.

Dengan demikian, segala polah tingkah untuk membangun pariwisata nasional tidak hanya menggunakan perasaan dan pengalaman tetapi juga melalui ilmu, yang diharapkan akan memberi kontribusi positif bagi pengembangan industri pariwisata nasional.

"Kekayaan, potensi, dan peluang kepariwisataan Indonesia itu sudah dilirik para investor asing karena pada 2015 akan diberlakukan ASEAN Economic Community (AEC)," katanya.

Ia mengatakan pada 2015 tenaga-tenaga asing sudah diizinkan masuk ke Indonesia. Hal itu merupakan sinyal dan tantangan sekaligus dijadikan peluang agar jangan sampai Bangsa Indonesia menjadi penonton di rumah sendiri.

"Jika kita serius menangani pariwisata, salah satunya melalui pendidikan tinggi pariwisata, yakinlah industri pariwisata Indonesia suatu saat nanti pasti menjadi pemimpin di dunia," katanya.

Pada wisuda periode Maret 2014, Stipram mewisuda sebanyak 376 lulusan terdiri atas 108 lulusan S-1 dan 268 lulusan D-3.

(B015)
Pewarta :
Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2024