Pramuwisata Bantul sisipkan desa wisata paket kunjungan

id desa wisata

Pramuwisata Bantul sisipkan desa wisata paket kunjungan

Desa wisata Tembi di Kabupaten Bantul (Foto Istimewa)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta pramuwisata atau pemandu wisata bisa menyisipkan desa wisata di tengah paket kunjungan wisata yang disiapkan dari biro perjalanan.

"Di daerah lain bisa seperti itu, ada manajemen waktu untuk menyisipkan obyek wisata yang tidak ada dalam paket, seharusnya pemandu wisata di Bantul juga demikian," kata Kepala Bidang Pemasaran dan Kemitraan (Disbudpar) Bantul, Walkodri, Kamis.

Menurut dia, paket wisata dari Biro Perjalanan Wisata yang dijdikan acuan pemandu wisata selama ini lebih dominasi objek wisata di luar Bantul, seperti Candi Prambanan di Kabupaten Sleman, Keraton dan Malioboro di Yogyakarta.

Sementara di Bantul yang terdapat sebanyak 36 desa wisata, kata dia jarang dimasukkan dalam paket wisata, padahal desa wisata di Bantul mempunyai berbagai potensi wisata khas masing-masing yang layak dijual kepada wisatawan.

"Seharusnya pemandu bisa mengatur waktu perjalanan wisata, kami juga berencana memberikan pelatihan kepada para pemandu wisata untuk menambah wawasan tentang pariwisata Bantul termasuk desa wisata," katanya.

Terkait anggapan potensi desa wisata di Bantul kurang beragam seperti yang disampaikan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bantul, pihaknya justru menilai wawasan pemandu belum luas sehingga tidak bisa menjual pariwisata Bantul dengan maksimal.

"Merekalah (pemandu wisata) yang kurang pengetahuan, nama-nama desa wisata di Bantul saja mereka tidak hafal, padahal potensi desa wisata Bantul ada pertanian, kerajinan dan budaya," katanya.

Menurut dia, pemandu wisata yang tergabung dalam DPC HPI Bantul memang merupakan warga Bantul, namun mereka cenderung melayani perjalanan wisata dengan lingkup yang cukup luas, sehingga mereka dianggap belum hafal potensi wisata Bantul.

"Misalnya Masjid Pajimatan di komplek makam Raja Imogiri saja pemandu tidak tahu, mereka cuma tahu bahwa ada dua desa wisata yang terkenal, yakni Krebet dan Tembi, itu karena sudah sering masuk paket wisata," katanya.

Padahal, kata dia dari 36 desa wisata di Bantul saat ini mulai tumbuh dengan mengangkat potensi masing-masing, bahkan ada desa wisata yang sudah menjadi juara nasional, yaitu desa wisata sentra kerajinan batik di Wukirsari Imogiri.

Sebelumnya Ketua DPC HPI Kabupaten Bantul, Roy Pardede mengatkan, pihaknya menilai potensi wisata yang dimiliki desa wisata di Bantul hampir sama tanpa ada keberagaman, sehingga sektor pariwisata Bantul belum terjual maksimal karena mayoritas tidak masuk paket.

"Pengelola desa wisata ada juga yang masih belum eksis dan sulit dihubungi, dan paket wisata dibuat biro perjalanan tersebut dengan didasarkan pada keinginan wisatawan, kami hanya menjalankan," katanya.

(KR-HRI)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024