Yogyakarta, (Antara Jogja) - Sejumlah hotel melati di Yogyakarta kalah bersaing dengan hotel baru yang tumbuh pesat di daerah ini sehingga pemilik harus menjual atau mengalihkan ke manajemen lain, kata pengurus Persatuan Hotel dan Restoran Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Persaingan usaha jasa perhotelan sudah sangat ketat. Hotel baru terus tumbuh, namun jumlah wisatawan yang datang tidak naik signifikan sehingga kue ini pun harus diperebutkan oleh banyak pihak," kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranawa Eryana di Yogyakarta, Senin.
Berdasarkan catatan PHRI sudah ada setidaknya enam hotel melati yang terpaksa tutup, dijual atau dikerjasamakan dengan manajemen lain selama satu tahun terakhir.
Menurut dia, ancaman tutup atau kolaps tidak hanya akan menghantui hotel-hotel melati saja melainkan bisa menyebar ke sejumlah hotel berbintang terutama pada 2016.
"Saat ini saja, sudah ada hotel berbintang yang baru dibuka enam bulan tetapi terpaksa dijual. Persaingannya sudah tidak sehat," katanya.
Ancaman tersebut, lanjut Deddy, tidak terlepas dari banyaknya hotel baru yang kini masih dalam proses pembangunan dan diperkirakan dioperasionalkan pada 2016. Sebagian besar hotel yang dibangun adalah hotel berbintang.
Di DIY tercatat sebanyak 105 hotel berbintang dan 3.082 hotel melati termasuk "homestay". Total jumlah kamar mencapai sekitar 32.000 unit dengan tingkat okupansi hotel berbintang rata-rata mencapai 50 persen sedangkan hotel melati sekitar 20 persen.
Kondisi perekonomian global, lanjut Deddy, ikut mempengaruhi tingkat okupansi hotel dan lama wisatawan menginap, khususnya wisatawan asing yang rata-rata memilih mengurangi waktu menginapnya.
"Wisatawan yang biasanya menginap tiga hari, kini hanya dua hari. Atau yang biasanya tujuh hari menjadi tiga hari saja. Kondisi ini tentu akan semakin berat bagi pengusaha hotel," katanya.
Pengurangan lama waktu menginap wisatawan asing di hotel terjadi sejak sebulan lalu dan diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun. "Jumlah wisatawan asing yang berkunjung pun diperkirakan turun lima persen dari tahun lalu yang mencapai 180.000 orang," katanya. ***3***
(E013)
Berita Lainnya
BKKBN DIY meluncurkan Sekolah Lansia BKL Melati Cangkring di Sleman
Jumat, 3 Mei 2024 19:14 Wib
75 pasangan mesum tertangkap basah
Minggu, 10 Maret 2024 5:22 Wib
Praveen/Melati keok kontra Kaneko/Matsutomo di China Masters 2023
Kamis, 23 November 2023 5:00 Wib
Praveen/Melati melenggang
Rabu, 6 September 2023 7:30 Wib
Demi "Losmen Melati", Dwi Sasono "datangi" kepolisian
Kamis, 17 Agustus 2023 5:21 Wib
Paling horor, "Losmen Melati" wajib dotonton
Kamis, 17 Agustus 2023 5:18 Wib
Tonton "Losmen Melati" film horor paling mengerikan
Rabu, 9 Agustus 2023 6:55 Wib
Praveen/Melati gagap saat kontra pasangan Jepang
Selasa, 25 Juli 2023 13:52 Wib