Kulon Progo (Antara Jogja) - Tanaman padi seluas 18 hektare di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terserang hama jamur dan wereng punggung putih.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Tri Hidayatun di Kulon Progo, Jumat, mengatakan bahwa Masa Tanam (MT) I Golongan I dengan rencana tanam Agustus dan September terjadi di Kecamatan Kalibawang, Nanggulan, Panjatan, Galur dan Lendah.
"Ada satu kecamatan yang terserang organisme pengganggu tanaman (OPT), yakni di Kecamatan Panjatan. Luasan keseluruhan tanaman padi di Panjatan seluas 870 hektare, dan hampir delapan desa dengan luasan tanaman 18 hektare terserang hama wereng punggung putih dan jamur, dan kondisi paling parah 2,5 hektare," kata Tri Hidayatun.
Ia mengatakan bahwa penyuluh pertanian lapangan (PPL) tingkat kecamatan dan kabupaten bersama kelompok tani sudah melakukan gerakan pengendalian dengan melakukan penyemprotan secara serentak.
Pengendalian sendiri dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan pestisida dan agency hayati.
"Mulai dari penyemaian benih, kami sudah melalukan pengendalian dengan agency hayati. Akan tetapi, dengan iklim dan cuaca yang mendukung untuk berkembangnya hama wereng punggung putih dan jamur, yakni hawa yang panas dan dingin makin mempercepat berkembangnya hama ini," kata dia.
Menurut dia, serangan hama pada tanaman padi di Kecamatan Panjatan ini disebabkan cuaca yang mendukung dan kondisi cenderung airnya menggenang, serta cuaca panas, yang mempercepat perkembangan hama wereng punggung putih dan jamur.
"Kami merekomendasikan supaya petani melakukan pengendalian dan mengurangi genangan air, serta memperbanyak pupuk organik. Kami juga berharap, serangan wereng punggung mutih dan jamur tidak meluas ke kecamatan lain, seperti Kecamatan Galur yang lokasi persawahannya berdekatan dengan Panjatan," kata Tri.
Tri Hidayatun mengatakan bahwa Dispertan Kulon Progo memfasilitasi pengendalian hama ini mulai dari alat penyemprot, pestisida, dan tim khusus pengendali hama.
"Kelompok petani menjadi pihak utama yang bertugas untuk mengendalikan hama, kami dari dinas akan mendukung bila kondisinya sudah parah," katanya.
Sementara itu, Koordinator Petugas Pengendalian Hama dan Penyakit Tumbuhan (PHPT) Dispertan Kulon Progo Sutiman mengatakan bahwa gejala serangan jamur, yakni munculnya bercak-bercak putih membentuk belah ketupat yang menyerang daun tua dan muda.
Serangan itu, kata dia, menyebabkan proses fotosintesa tanaman padi lemah dan menyebabkan tanaman kerdir, daunnya pun lama-kelamaan membusuk dan mati.
"Penyebaran jamur ini didukung dengan adanya kondisi lingkungan dengan kelembaban tinggi, penggunaan pupuk kimia tinggi sehingga jamur berkembang cepat. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan menyebabkan mikroorganisme tanaman mati, dan musuh alami dari jamur juga mati," katanya.
(KR-STR)
Berita Lainnya
BRIN: Petani disarankan percepat tanam padi
Jumat, 3 Mei 2024 17:36 Wib
BRIN-Universitas Sam Ratulangi temukan tiga ngengat baru
Sabtu, 17 Februari 2024 8:14 Wib
UGM sebut predator alami solusi tekan serangan hama belalang di Sumba
Sabtu, 16 Desember 2023 6:09 Wib
Pakar UGM: Padi berpigmen lebih resisten terhadap hama
Selasa, 7 November 2023 2:57 Wib
Mahasiswa UGM mengembangkan pengusir hama otomatis dari limbah plastik
Rabu, 18 Oktober 2023 21:37 Wib
Antisipasi gagal panen, Gunungkidul lakukan gerakan pengendalian hama bawang merah
Kamis, 15 Juni 2023 15:37 Wib
Gunungkidul tangani serangan hama di sentra bawang merah
Kamis, 15 Juni 2023 8:48 Wib
Padi tahan hama tengah dikembangkan BRIN
Kamis, 25 Mei 2023 6:28 Wib