Petani Kulon Progo gelar tradisi wiwit panen

id panen padi

Petani Kulon Progo gelar tradisi wiwit panen

Petani menggelar tradisi wiwit panen sebagai ungkapan syukur hasil panen melimpah. (Foto Mamiek/Antara)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Kelompok Tani Ngudi Makmur Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar tradisi "wiwit panen" bersama di Bulak Ngento sebagai wujud syukur kepada Tuhan karena hasil panen melimpah.

Kepala Desa Pengasih Joko Purwanto di Kulon Progo, Minggu, mengatakan wiwit panen bersama yang digelar di awal masa panen padi ini, bertujuan untuk melestarikan budaya memetri yang dinilai sudah mulai luntur seiring dengan perkembangan zaman.

"Wiwit merupakan bentuk pelestarian budaya yang kini sudah mulai luntur di tengah perkembangan zaman. Kami berharap, keberlangsungan tradisi ini bisa mendapat dukungan dari berbagai pihak," kata Joko.

Tradisi wiwit bersama diawali dengan kirab bregodo petani dan masyarakat dengan membawa gunungan besar berisi padi. Selain itu, arak-arakan bregodo juga membawa ubo rampe untuk keperluan memetri seperti nasi tumpeng, ingkung, pisang, sayur mayur dan sebagainya.

"Petani Pengasih berusaha mempertahankan tradisi wiwit bersama ini," kata dia.

Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur Kastono mengatakan hasil panen pada Musim Tanam (MT) pertama 2015 sebanyak 5,78 ton per hektare, pada MT pertama 2016 ini hasilnya mencapai 5,8 ton per hektare.

Pada masa tanam, tanaman padi sempat terserang hama blas dan wereng. Namun, petani berhasil mengatasi dengan dua kali penyemprotan yakni pada masa semai dan usia tanaman dua minggu.

"Kami dapat mempertahankan produksi padi pada MT pertama," katanya.

Koordinator Laboratorium Pengamanan Pangan, Dinas Pertanian DIY, Paryoto berharap petani tidak segan meminta bantuan ke petugas dalam mengatasi persoalan pertanian seperti pengairan dan hama.

Ia juga meminta petani untuk menggunakan pupuk organik, agar tanah sebagai media tanamnya bisa menyimpan air dengan baik sehingga tidak akan kekeringan saat musim kemarau.

"Penggunaan pupuk organik juga bisa meminimalkan hama. Petani juga harus memperhatikan jarak tanam, karena anakan padi bisa tumbuh sampai 60 batang," katanya.

(KR-STR)