Bantul kaji Sekolah Dasar untuk digabung

id penggabungan sekolah dasar

Bantul kaji Sekolah Dasar untuk digabung

Ilustrasi (Foto ANTARA)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai melakukan kajian terhadap sekolah-sekolah dasar di wilayah kerja setempat untuk digabung guna mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah nantinya.

"Kami baru mengkaji dan menganalisa sekolah-sekolah yang bisa "diregroup" berapa, karena ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum sekolah itu digabung," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Dasar Bantul, Daeng Daeda di Bantul, Kamis.

Menurut dia, instansinya memang punya rencana melakukan penggabungan atau regrouping sejumlah sekolah, terutama SD yang jumlah anak didiknya selalu mengalami kekurangan atau tidak memenuhi kuota minimal jumlah rombongan belajar (rombel) tiap kelas.

Namun demikian, kata dia, penggabungan sekolah tidak serta merta dilakukan meskipun jumlah siswa minim, namun mempertimbangkan jarak rumah siswa dengan sekolah baru ketika sudah bergabung dengan sekolah lain, supaya tidak memberatkan siswa itu sendiri.

"Jarak minimal tiga kilometer dari rumah ke sekolah, kalau lebih jauh kan malah kasihan siswanya. Makanya standar pelayanan minimal (SPM) baru kita kaji. Memang masih ada SD yang jumlah siswanya kurang, itu yang akan dikaji, namun kalau SMP tidak ada," katanya.

Menurut dia, penggabungan sejumlah SD di wilayah Bantul sudah lama tidak ditempuh lembagaya, sebab berdasarkan catatan terakhir dinas penggabungan sekolah terakhir dilakukan sekitar 2005 dan 2006, yang menurutnya itupun sudah melalui berbagai pertimbangan dan kajian mendalam.

"Makanya tidak bisa seceat itu (penggabungan sekolah), harus ada kajian yang lebih mendalam, tidak hanya faktor jumlah siswa dan ketersediaan guru, tapi jarak tempuh siswa ke sekolah. Itu yang penting," katanya.

Sementara itu, menurut dia, minimnya jumlah siswa yang menempuh pendidikan di sekolah dasar wilayah tertentu, bukan dikarenakan siswa tidak bersedia bersekolah, namun karena jumlah anak usia sekolah dasar yang tinggal di lingkungan permukiman setempat sedikit.

"Dan biasanya itu dialami sekolah-sekolah di daerah pinggiran. Mengenai kajian kita upayakan selesaikan tahun ini, sehingga kalau memang hasil kajian memenuhi syarat untuk digabung akan kita gabung," katanya.***4***Budi Suyanto

(T.KR-HRI)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024